Psikolog vs Psikiater

Psikolog adalah sarjana psikologi yang telah mengikuti program akademik strata satu (sarjana psikologi) dan program profesi sebagai psikolog. Psikiater adalah dokter spesialis yang tetah menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu (sarjana kedokteran), pendidikan profesi sebagai dokter dan pendidikan spesialisasi kedokteran jiwa. Jadi psikiater adalah dokter yang mempelajari itmu jiwa.

Apa Tugas Psikiater dan Psikolog

Psikiater adalah dokter spesialis di bidang kesehatan jiwa (jiwa=pikiran, perasaan, dan perilaku). Definisi sehat menurut WHO adalah sehat badan, jiwa, dan sosial. Psikolog harus mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa perilaku itu bisa terjadi, berupa indikasi yang tampak. Hasil dapat berupa penjelasan atau pembahasan yang bersifat deskriptif.

Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan dimaksudkan untuk memberikan pengaruh dalam kegiatan pendidikan pembelajaran dan proses belajar mengajar yang lebih efektif dengan memperhatikan respon kejiwaan dan tingkah laku anak didik. Keadaan sistem pembelajaran, cara mengajar, dan anak didik di setiap daerah tidaklah sama.

Psikologi Kepribadian

Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang-cabang psikologi. Sesuai dengan namanya psikologi kepribadian mempelajari kepribadian individu dengan menggunakan berbagai cara dan pendekatan.

Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi industri dan organisasi merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi industri dan organisasi membahas psikologi dalam lingkup organisasi atau aturan kerja. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut psikologi industri dan organisasi. Inggris menyebut psikologi industri dan organisasi sebagai Occupational Psychology.

Selasa, 27 Maret 2018

Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi Industri dan Organisasi – Perkembangan, Teori, Peran dan PenjelasannyaImage result for psikologi industri


Psikologi industri dan organisasi merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi industri dan organisasi membahas psikologi dalam lingkup organisasi atau aturan kerja. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut psikologi industri dan organisasi. Inggris menyebut psikologi industri dan organisasi sebagai Occupational Psychology. Work and Organisational Psychology merupakan istilah yang digunakan di Eropa dan di Amerika cabang psikologi ini disebut sebagai Industrial and Organizational Psychology.

ads


Pengertian Psikologi Industri dan Organisasi menurut Para Ahli

  • Blum dan Naylor, menyebut psikologi industri dan organisasi sebagai aplikasi dari fakta dan prinsip psikologi pada masalah dalam konteks bisnis dan indutri.
  • Guion, menjelaskan psikologi industri dan organisasi sebagai keilmuan yang mempelajari mengenai hubungan antara manusia dengan dunia kerja.
  • A.S Munandar, mendefinisikan psikologi industri dan organisasi sebagai keilmuan yang mempelajari tingkah laku dari manusia yang dikaitkan dengan perannya sebagai tenaga kerja dan konsumen baik secara perorangan atau sebagai kelompok.
  • Munsterberg, menyebutkan psikologi industri dan organisasi sebagai keilmuan yang mempelajari perilaku dari manusia didalam dunia kerja.
Baca juga : Cabang – Cabang Psikologi

Perkembangan Psikologi Industri

Perkembangan psikologi industri dan organisasi dapat dibagi menjadi beberapa fase. Fase yang paling awal adalah masa sebelum perang dunia terjadi. Berikut ini perkembangan psikologi industri dan organisasi:
Pra Perang Dunia – Tahun awal (1900 hingga 1916)
Ada empat tokoh penting pada awal perkembangan psikologi industri dan organisasi, antara lain:
1. Psychology of Advertising (Walter Dill Scott)
Pada Tahun 1901, Walter Dill Scott mengemukakan penggunaan psikologi di bidang periklanan. Walter Dill Scott kemudian menerbitkan buku yang berjudul The Teory of Advertising di tahun 1903 dan The Psychology of Advertising tahun 1908. Buku tersebut dipandang sebagai buku pertama yang membahas dunia kerja dari aspek psikologi.
Buku pertama Walter Dill Scott membahas tentang pendapat dalam mempengaruhi orang dan buku kedua bertujuan mengembangkan efisiensi manusia dengan memanfaatkan taktik seperti imitasi, kompetensi, loyalitas dan konsentrasi. Tahun 1911, Walter Dill Scott kembali mempublikasikan buku dengan judul Influence Men in Business and Increasing Human Efficiency in Business.
2. Scientific Management (Frederick Taylor)
Scientific Management dipelopori oleh Frederick Taylor. Scientific management membahas mengenai cara paling efisien dalam melakukan suatu pekerjaan serta menciptakan alat mekanik yang sesuai dengan struktur tubuh manusia. Alat mekanik tersebut digunakan untuk membantu melakukan pekerjaan. Sarjana psikologi bersama dengan sarjana teknik melakukan eksperimen dalam menciptakan kesesuaian peralatan kerja, lingkungan fisik, proses kerja dengan berbagai keterbatasan manusia.
3. Industrial Management Technique (Lilian Moller Gilberth)
Lilian Moller Gilberth merupakan psikolog wanita yang berkontribusi pada perkembangan awal psikologi industri dan organisasi. Lilian Moller Gilberth mengemukakan efek dari stres dan kelelahan pada tenaga kerja. Suaminya, Frank Gilberth adalah pioner dari teknik industrial manajemen.
4. Psychology and Industrial Efficiency (Hugo Munsterberg
Hugo Munsterberg menerbitkan buku berjudul The Psychology of Industrial efficiency di tahun 1913. Buku karangan Hugo Munsterberg tersebut menjelaskan secara lebih luas psikologi di industri. Pemikiran Hugo Munsterberg menekankan ada perbedaan karakter individu dalam organisasi. Hugo juga menekankan perlunya meningkatkan pengaruh budaya dan sosial pada organisasi.
Perang Dunia 1 (1917-1918)
Pada masa ini para ahli psikologi yakin bahwa mereka dapat memberikan pelayanan yang bernilai bagi negara. Dalam masa perang dunia I, ada dua poin penting yang menjadi sejarah psikologi industri dan organisasi. Dua poin tersebut adalah
1. Robert Yerkes : Army α dan Army β
Pada masa itu Robert Yerkes adalah presiden dari American Psychology Association (APA). APA membuat prosedur untuk penerimaan tentara atau army. Prosedur penerimaan tersebut juga melihat kesehatan mental dari calon tentara. Ahli psikologi juga menganalisa motivasi dan moral para prajurit. Army Alpha merupakan seri tes intelijensi umum yang dikembangkan untuk para tentara dan Army Beta adalah tes khusus bagi calon tentara yang tidak dapat berbahasa inggris.
2. Walter Dill Scott: Job Analysis dan Performance Appraisals
ads
Pada masa ini Walter Dill Scott dan asosiasinya membangun firma konsultasi psikologi yang mengaplikasikan prosedur job analysis pada U.S Army untuk sektor privat. Walter Dill Scott melihat perkembangan spesifikasi pekerjaan pada petugas di U.S Army sebelum memulai firma konsultasinya. Antara Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 (1919-1940)
1. Fungsionalisme
Fokus utama aliran fungsionalisme adalah adaptasi diri manusia pada lingkungan. Banyak riset psikologi yang muncul karena semangat aliran fungsionalisme ini. Salah satu badan riset dibangun  di Carneigie Institue oleh Walter Bingham. Badan ini memiliki tujuan untuk memecahkan masalah menggunakan penelitian psikologi, aktivitas badan ini kemudian berfokus pada seleksi dan penempatan.
2. Psychological Corporation (James Cattell)
Konsep Psychological Corporation ditemukan oleh James Cattell. Tujuan dari psychological corporation adalah mengembangkan psikologi dan mempromosikan penggunaannya dalam industri.
3. Hawthorne Studies
Hawthorne studies adalah penelitian yang dimulai pada akhir 1920 di perusahaan Western Electric dan berfokus pada ketertarikan psikologi industri dan organisasi tentang bagaimana perilaku kerja dimanifestasikan dalam konteks organisasi. Hasil dari Hawthorne studies adalah kondisi psikologi dan sosial lingkungan kerja berpotensi lebih penting dari kondisi fisik lainnya.
Perang Dunia 2 (1941-1945)
Banyak teknik yang ditemukan dan digunakan secara umum pada masa ini. Assessment center dan tes kelompok diawali pada masa ini. Tugas yang dikerjakan oleh ahli psikologi industri dan organisasi pada masa ini adalah melakukan seleksi calon prajurit dengan didasarkan kemampuan calon prajurit untuk belajar. Tugas ini menimbulkan tes yang disebut battery test ACGT atau army general calssification test. Tes tersebut yang menginspirasi tes bakat berbentuk battery test hingga saat ini. Saat ini dikenal juga situasional test. Situasional test merupakan test untuk calon intel di kemiliteran. Assessment centre di Indonesia terinspirasi dari situasional test ini.
Masa ini juga psikologi mengembangkan engineering psychology. Engineering psychology muncul karena adanya tugas melakukan seleksi serta pelatihan bagi calon pilot militer. Psikologi harus menciptakan metode baru untuk melaksanakan tugas tersebut dengan membuat berbagai instrumen pengukur. Kurt Lewin mendirikan Research Center for Group Dynamic pada tahun 1945. Research center ini banyak melakukan penelitian tentang perilaku kelompok.
Baca juga : Antropologi
Pasca Perang Dunia (1946-1963)
Terjadi ledakan ekonomi setelah Perang Dunia II yang mendorong masyarakat untuk menempuh pendidikan tinggi di Amerika. Perguruan tinggi juga semakin banyak menawarkan program Psikologi Industri dan Organisasi dan berbagai spesialisasinya. Tahun 1950 hingga sekitar 1960 menjadi masa perkembangan psikologi industri dan organisasi terutama dalam lingkup motivasi kerja.
  • Pada masa ini Maslow dan Carl Roger mengemukakan teori motivasi, dimana teori tersebut menjadi dasar dari human relation movement. Flanagan juga mengajukan critical incident technique yang berguna dalam memahami pekerjaan. Penerapan psikologi dalam bidang penjualan juga mulai berkembang dimasa ini, dimana ada penelitian mengenai perilaku konsumen. Kebiasaan mengambil keputusan pembelian dikaji dan diteliti. Bidang pelatihan dan pengembangan individu didasarkan pada penerapan prinsip psikologi mulai dikaji di masa ini.
  • John Locke mengemukakan teori motivasi di akhir tahun 1960. Teori John Locke dikenal sebagai goal dari setting theory. Pada masa ini banyak teori yang muncul seperti Two-factor theory yang dikemukakan Herzberg, teori kepemimpinan yang dikenal sebagai contingency models of leadership dikemukakan oleh Fred Fieder dan bureau organization yang dikemukakan Max Weber.
  • Katz dan Kahn pada akhir tahun 1960-an mempublikasikan buku yang berjudul “The Social Psychological of Organization”. Buku ini merupakan buku klasik psikologi industri dan organisasi.
Baca juga: Psikologi eksperimen

Teori Psikologi Industri dan Organisasi

Secara umum ada tiga tahap perkembangan teori yang digunakan dalam industri dan organisasi yaitu teori klasik, teori neoklasik dan teori modern. Berikut ini penjelasannya :
1. Teori Klasik
Teori klasik berkembang sejak abad ke-19 atau mulai tahun 1800-an. Teori klasik disebut juga sebagai teori mesin atau teori tradisional. Teori ini menjelaskan organisasi sebagai lembaga tersentralisasi, petunjuk yang diberikan bersifat mekanistik struktural tanpa adanya kreatifitas. Dalam teori ini manusia dianggap seperti mesin dimana dapat dipasang setiap saat dan diganti sesuai dengan perintah pemimpin.
Menurut penganut teori klasik terdapat empat unsur pokok dari organisasi yaitu disiplin, doktrin, kekuasaan dan pelayanan. Berdasarkan teori klasik, organisasi didefinisikan sebagai struktur hubungan, tujuan, kekuasaan, kegiatan, komunikasi, peran serta faktor lain ketika orang bekerjasama.
Teori klasik berkembang menjadi tiga aliran, antara lain:
  • Teori Birokrasi: Teori birokrasi dalam aliran teori klasik dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Max Weber.
  • Manajemen ilmiah: Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Taylor pada tahun 1900.
  • Teori administrasi: Teori administrasi dikembangkan oleh Lyndall Urwick dan Henry Fayol. Mooney dan Reiley juga berkontribusi dalam teori ini.
Baca juga: Psikologi pendidikan
2. Teori Neoklasik
Aliran yang muncul setelah teori klasik adalah teori neoklasik. Teori neoklasik disebut dengan “Teori Hubungan Manusiawi”. Teori neoklasik muncul untuk menyempurnakan teori klasik dan muncul karena ketidakpuasan terhadap teori klasik. Teori ini menekankan aspek sosial dan psikologis karyawan yang menjadi individu atau kelompok kerja. Hugo Munsterberg yang menulis Psychology and Industrial Efficiency menjadi salah satu tokoh pencetus neoklasik. Teori klasik diawali dengan percobaan Hawthrone.
Teori neoklasik menyatakan ada tiga hal yang diperlukan untuk pembagian kerja, antara lain:
  • Perluasan kerja yang menjadi kebalikan spesialisasi pekerjaan.
  • Partisipasti atau keterlibatan semua orang dalam pengambilan keputusan
  • Manajemen dari bawah ke atas akan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Baca juga: Psikologi Keluarga
3. Teori Modern
Teori modern berkembang sejak tahun 1950. Teori ini muncul dari ketidakpuasan akan dua teori yang muncul sebelumnya. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut teori modern adalah analisa sistem atau teori terbuka. Teori ini merupakan perpaduan dari teori klasik dan teori neoklasik. Teori modern banyak melibatkan unsur organisasi bahkan semua unsur organisasi. Menurut teori modern semua unsur organisasi saling bergantung dan menjadi satu kesatuan. Organisasi adalah sistem terbuka yang berhubungan dengan lingkungan.
Sponsors Link


Spesialisasi Psikologi Industri dan Organisasi

Perkembangan psikologi industri dan organisasi memunculkan beberapa spesialisasi dari cabang ilmu psikologi ini, yaitu:

  1. Psikologi Personalia. Psikologi personalia membahas pengelolaan tenaga kerja yang dimulai dari perencanaan, penerimaan tenaga kerja, penempatan, pengembangan tenaga kerja, pemeliharaan hingga keluarnya tenaga kerja dari perusahaan.
  2. Psikologi Konsumen Psikologi konsumen mempelajari dinamika perilaku konsumen terkait dengan pengambilan keputusannya dalam melakukan pembelian. Psikologi konsumen juga membuat penelitian terkait konsumen serta menyusun strategi untuk menarik minat konsumen. Perlindungan hak-hak konsumen juga dibahas oleh psikologi konsumen.
  3. Perilaku Organisasi. Perilaku organisasi membahas mengenai tingkah laku manusia didalam organisasi baik sebagai individu maupun anggota kelompok. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan performa kerja individu dalam organisasi.
  4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Psikologi industri da organisasi membahas mengenai kesehatan dan keselamatan kerja untuk meningkatkan performansi kinerja organisasi.
  5. Analisis Jabatan. Analisis jabatan mempelajari susunan deskripsi serta spesifikasi jabatan dari setiap pekerjaan dan setiap posisi di organisasi.
  6. Ergonomi. Ergonomi membahas mengenai interaksi antara mesin dan manusia di tempat kerja dan bagaimana menciptakan kenyamanan dan keamanan kerja.
  7. Psikologi Sumber Daya Manusia. Psikologi sumber daya manusia membahas tentang proses pengembangan manusia baik secara individu, kelompok atau organisasi.
Baca juga : Psikologi Pendidikan

Peran Psikologi Industri

Psikologi industri dan organisasi memiliki peran yang penting dalam mengembangkan sumber daya manusia dan organisasi. Psikologi industri dan organisasi melakukan penilaian dan penyusunan hal-hal dibawah ini:
1. Rekrutmen dan Seleksi
Rekrutmen merupakan suatu upaya untuk mengajak orang yang sesuai kualifikasi untuk melamar suatu pekerjaan. Kunci keberhasilan rekrutmen ditentukan oleh metode yang digunakan dan pemenuhan target pelamar. Banyak tantangan dalam proses rekrutmen yang meliputi jenis pekerjaan, reputasi organisasi, kondisi ekonomi serta urgensi pemenuhan posisi. Seleksi adalah proses pemilihan pelamar. Proses ini melibatkan suatu standar tertentu untuk pekerjaan. Individu selanjutkan akan ditempatkan sesuai kualifikasinya jika telah lolos dari proses seleksi.
2. Sikap Kerja
Psikologi industri dan organisasi juga membahas mengenai sikap kerja dari tenaga kerja dalam suatu organisasi. Sikap kerja meliputi:
  • Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja adalah perasaan individu yang positif mengenai organisasi dan pekerjaan yang dihadapi. Hal ini termasuk sikap positif individu pada tugas dari pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
  • Komitmen. Komitmen adalah rasa setia dari tenaga kerja terhadap atasan, organisasi atau pekerjaannya.
  • Organizational Citizenship Behavior. Organizational Citizenship Behavior merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan kontribusi dari tenaga kerja dimana kontribusi tersbeut melebihi tugasnya.
  • Antisocial behavior in workplace. Antisocial behavior terkait dengan perilaku yang membahayakan baik bagi organisasi atau bagi rekan kerja yang terjadi dalam setting kerja.
Baca juga: Psikologi Forensik
3. Training dan pengembangan
Psikologi industri dan organisasi membahas mengenai training dan pengembangan individu dalam setting kerja. Training merupakan suatu proses dimana individu mendapatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Penilaian kinerja
Psikologi industri dan organisasi juga meliputi penilaian kinerja. Penilaian dilakukan untuk melihat perkembangan kinerja individu dalam periode tertentu, apakah semakin baik atau semakin buruk. Penilaian kinerja menjadi dasar bagi organisasi untuk melakukan tindakan tertentu bagi individu.
Baca juga: Psikologi Sastra

Ruang Lingkup Psikologi Industri dan Organisasi

Terdapat beberapa kajian yang berada dalam ruang lingkup psikologi industri dan Organisasi, antara lain:
a. Psikologi industri dan organisasi sebagai ilmu
Psikologi industri dan organisasi mulai berkembang dan berdiri sendiri sebagai keilmuan setelah perang dunia II. Pengembangan keilmuan psikologi industri dan organisasi diaplikasikan dalam industri dan organisasi. Psikologi industri dan organisasi menggunakan berbagai pendekatan dan prinsip keilmuan psikologi untuk mengatasi berbagai masalah ditempat kerja.
b. Psikologi industri dan organisasi mempelajari perilaku manusia
Psikologi industri dan organisasi mempelajari tingkah laku manusia dalam setting kerja, baik perilaku yang dapat diamati maupun perilaku yang tidak dapat diamati. Perilaku yang dapat diamati contohnya adalah menulis, berbicara, cara jalan, cara duduk dan sebagainya, sementara yang tidak dapat diamati secara fisik adalah pemikiran, motivasi, kepuasan dan sebagainya.
c. Perilaku manusia dalam perannya sebagai konsumen dan tenaga kerja
Psikologi industri dan organisasi mempelajari manusia dalam dunia kerja dengan dua peran yaitu sebagai konsumen dan sebagai tenaga kerja. Psikologi indutri dan organisasi mempelajari manusia dalam dunia kerja dan interaksinya dengan pekerjaan, organisasi, lingkungan fisik serta lingkungan psiko-sosial di tempat kerja. Sebagai konsumen individu menjadi pembeli dan pengguna produk dan jasa organisasi.
d. Perilaku manusia dipelajari secara perorangan dan kelompok
Organisasi memiliki unit kerja yang terdiri dari sub bagian yang lebih kecil. Bagian tersebut akan semakin kecil hingga pada peran masing-masing individu. Psikologi industri dan organisasi mempelajari bagaimana hubungan dan dampak kelompok terhadap perilaku individu dan sebaliknya bagaimana individu mempengaruhi kelompok. Psikologi industri dan organisasi juga membahas mengenai pola, struktur serta jenis organisasi yang dapat mempengaruhi tenaga kerja.
Baca juga: Psikologi Keperawatan

Obyek Kajian Psikologi Industri

1. Organisasi
Psikologi industri dan organisasi adalah pengaplikasian psikologi ditempat kerja maka tidak akan terlepas dari organisasi. Psikologi Industri dan organisasi membahas mengenai organisasi mulai dari desain organisasi, teori organisasi, budaya organisasi, perubahan dan pengembangan organisasi serta perilaku organisasi.
2. Kelompok
Organisasi dapat berjalan dengan efektif jika ada interaksi antar kelompok kerja. Kelompok dalam bahasan psikologi industri dan organisasi meliputi proses kelompok, dinamika kelompok dan komunikasi didalam kelompok.
3. Individu
Individu dalam kajian psikologi industri dan organisasi berkaitan dengan rekrutmen dan seleksi, pengembangan individu, perencanaan karir serta berbagai proses belajar individu dalam organisasi.
Baca juga: Psikologi Kognitif

Aspek-aspek Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi industri dan organisasi memiliki aspek dibawah ini:
a. Personel
Para ahli psikologi industri dan organisasi berkaitan dengan praktek personel yang meliputi bidang seperti analisis pekerjaan, merekrut pelamar, memilih karyawan, menentukan tingkat gaji, pelatihan karyawan dan mengevaluasi kinerja karyawan. Ahli yang bekerja di bidang ini memilih alat tes atau membuat alat tes yang baru untuk digunakan dan rekrutmen dan promosi karyawan.
Profesional dalam psikologi industri dan organisasi juga menganalisis pekerjaan untuk memperoleh gambaran lengkap dari setiap pekerjaan karyawan untuk membuat deskripsi pekerjaan. Para profesional psikologi industri dan organisasi selanjutnya membangun instrumen penilaian kinerja untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Para profesional juga menguji berbagai metode untuk mengembangkan karyawan.
b. Organisasi
Psikologi industri dan organisasi membahas masalah kepemimpinan, kepuasan kerja, motivasi karyawan, komunikasi organisasi, manajemen konflik, perubahan organisasi dan proses kelompok dalam sebuah organisasi. Psikolog industri dan organisasi dapat memberikan survei mengenai sikap karyawan untuk mendapat informasi mengenai pandangan karyawan terkait kekuatan dan kelemahan organisasi.
Baca juga: Psikologi Anak
c.Faktor Manusia
Psikologi industri dan organisasi mempelajari mengenai desain tempat kerja, interaksi antara manusia dan mesin, desain ergonomi dan memperhitungkan masalah kelelahan fisik dan stres. Dalam hal ini psikologi dapat bekerja dengan insinyur dan profesional teknis lainnya untuk membangun dan mengembangkan tempat kerja yang lebih aman dan lebih efisien.
Baca juga : Psikologi Abnormal

Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi

Terdapat dua pendekatan dalam mencapai tujuan psikologi industri dan organisasi. Pendekatan tersebut adalah industri dan organisasi. Pendekatan industri berfokus pada penentuan kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan organisasi kepegawaian.
Industri juga dimaksudkan pada kompetensi yang dimiliki karyawan dan bagaimana kompetensi karyawan dapat ditingkatkan melalui training. Pendekatan organisasi menciptakan struktur organisasi dan budaya yang memotivasi karyawan untuk melakukan pekerjaan. Organisasi juga memberi informasi yang diperlukan karyawan untuk untuk melakukan pekerjaan mereka. Organisasi juga memberikan situasi kerja yang aman.
Baca juga: Psikologi Abnormal

Manfaat Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi industri dan organisasi memiliki peran positif dan penting bagi organisasi. Psikologi industri dan organisasi bermanfaat untuk:
  • Membantu organisasi dan perusahaan dalam mencapai tujuan
  • Menjembatani kebutuhan individu dan kebutuhan organisasi
  • Meningkatkan kemampuan individu dalam setting kerja sehingga bukan saja meningkatkan kompetensi individu tapi juga mengembangkan perusahaan
  • Menjamin kesejahteraan tenaga kerja dengan memperhatikan kepuasan kerja
Baca juga: psikologi konseling
Itulah informasi mengenai psikologi industri dan organisasi. Secara singkat psikologi industri dan organisasi adalah cabang psikologi yang memanfaatkan prinsip-prinsip psikologi dalam setting kerja baik bagi individu dalam tempat kerj, bagi kelompok atau bagi organisasi.

Sumber : https://dosenpsikologi.com/psikologi-industri-dan-organisasi

Psikologi Kepribadian

Image result for psikologi kepribadian

Psikologi Kepribadian – Pengertian – Teori – Pendekatan



Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang-cabang psikologi. Sesuai dengan namanya psikologi kepribadian mempelajari kepribadian individu dengan menggunakan berbagai cara dan pendekatan.

ads
Pengertian Kepribadian Berdasarkan Ahli
  • Stern, kepribadian merupakan kehidupan dari individu secara keseluruhan. Kehidupan tersebut dapat dilihat dari usaha mencapai tujuan, unik, kemampuan mendapatkan pengalaman, kemampuan bertahan hidup serta membuka diri. (Baca juga: Psikologi Keperawatan)
  • Mandy dan Burt, kepribadian merupakan seperangkat kecenderungan yang stabil, dimana menentukan perbedaan tingkah laku psikologis dari individu dalam jangka panjang yang tidak dapat dipahami dengan sederhana. Kepribadian adalah hasil dari tekanan biologis dan tekanan sosial pada saat itu.
  • Lindzey dan Hall, teori kepribadian merupakan sekumpulan konsep yang membahas terkait tingkah laku manusia dan saling berkaitan satu sama lain.
  • Murray, kepribadian merupakan lembaga yang mengatur tubuh sejak individu lahir hingga meninggal, dimana ia tidak pernah berhenti untuk terlibat dalam kegiatan fungsional.
  • Hilgard dan Marquis, kepribadian merupakan nilai yang dijadikan stimulus sosial, serta kemampuan menampilkan diri dari seseorang secara mengesankan.
  • Guilford, kepribadian merupakan suatu pola traik unik seseorang.
  • Allport, kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam sistem psikofisis seseorang yang menentukan model penyesuaian unik dengan lingkungannya.
  • Phares, kepribadian merupakan suatu pola yang khas dari perasaan, pikiran, tingkah laku yang dapat membedakan individu dan cenderung tidak berubah dalam lintasan situasi atau waktu.
  • Pervin, kepribadian merupakan keseluruhan karakteristik individu atau sifat umum dari banyak orang yang berakibat pada munculnya pola yang cenderung tetap dalam merespon situasi.

Teori Psikologi Kepribadian

1. Teori Psikodinamika
Teori psikodinamik banyak dipengaruhi oleh pandangan Sigmund Freud. Pandangan Freud didasarkan dari  suatu keyakinan bahwa dalam diri individu terdapat energi psikis yang dinamis. Freud beranggapan bahwa energi psikis memiliki sifat kekal dan tidak dapat dihilangkan. Jika energi dihambat, maka ia akan mencari saluran lainnya.  Berdasarkan pandangan psikoanalisa terdapat tiga fungsi psikis, yaitu: Id, Ego dan Superego.
Bagian paling primitif dari kepribadian disebut Id. ld menjadi sumber energi utama. Ini memungkinkan manusia untuk dapat bertahan hidup. Ego dan superego berkembang dari Id. Id meliputi berbagai dorongan biologis dasar contohnya kebutuhan fisik.  Semakin individu berkembang, dorongan untuk memenuhi kebutuhan semakin kuat. Hal ini membuat individu semakin realistis untuk berhubungan dengan lingkungan.
Kemudian. individu dituntut untuk membedakan objek yang sebenamya  dengan objek imajiner dengan dalam lingkungan. Energi psikis baru yang dihasilkan dari kebutuhan disebut sebagai ego. Internalisasi dari nilai dan norma masyarakat disebut sebagai super ego. Super ego dapat dikatakan sebagai hati nurani (concience) dari individu. Superego menilai dan menganalisis benar atau salah dari suatu tindakan. Super ego menjadi representasi dari nilai-nilai ideal dan cenderung berorientasi pada kesempurnaan.
Baca juga: Kode Etik Psikologi
2. Teori Belajar Sosial
Teori ini mendasarkan pada pengaruh lingkungan pada perilaku individu. Tokoh dari aliran ini adalah Dollard, Miller, Rotter dan Bandura. Teori ini berpandangan bahwa perilaku manusia adalah hasil interaksi pribadi dengan lingkungan secara terus menerus, dimana variabel individu dan lingkungan saling memberi pengaruh.
Kemudian, perilaku dari individu dibentuk dari proses pengkondisian. Sedangkan lingkungan individu membentuk perilaku dengan memberi hukuman dan hadiah. Individu membentuk pola perilakunya secara langsung dan tidak langsung. Pembentukan perilaku secara langsung melalui proses pemberian hadiah dan hukuman sedangkan pembentukan perilaku secara tidak langsung menggunakan pengamatan. Individu mengamati perilaku orang lain disekitarnya yang disebut dengan modelling.
Para ahli dalam teori belajar sosial atau social learning berasumsi bahwa perilaku individu ditentukan oleh beberapa hal sebagai berikut:
  1. Ciri khusus dari situasi yang dihadapi oleh individu.
  2. Proses pemahaman individu mengenai situasi tersebut.
  3. Penguatan yang dialami untuk tingkah laku individu untuk situasi yang sama.
Proses pemahaman individu dan penafsirannya mengenai situasi akan dipengaruhi pengalaman individu di masa lalu dan perkembangan kognitif individu. Individu merupakan subyek yang aktif berdasarkan teori belajar sosial. Hal ini menunjukkan bahwa individu tidak menerima pengaruh lingkungan begitu saja. Individu juga mengubah lingkungan sehingga pengaruh lingkungan yang diterima individu adalah pengalaman yang telah dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Teori belajar sosial menekankan kondisi situasional atau determinasi lingkungan pada perilaku.
Baca juga: Psikologi Faal

3. Teori Behavioristik
Teori behaviorisme didirikan oleh J. B Watson. Beberapa tokoh lain dari teori behaviorisme adalah B.F Skinner, E.L Thorndike dan Ivan Pavlov serta masih ada beberapa tokoh lainnya. Pembahasan kepribadian dengan berdasarkan pada teori behaviorisme seringkali dikaitkan dengan B. F Skinner.
Teori ini meyakini tingkah laku manusia merupakan fungsi stimulus. Determinan perilaku berada di lingkungan dan bukan dalam diri manusia. Para ahli teori ini telah melalukan berbagai penelitian dan menemukan bahwa segala tingkah laku manusia didapatkan dari proses belajar yang berasal dari lingkungan.
Baca juga: Psikologi Sosial

4. Teori Humanistik
Istilah ini mulai diperkenalkan pada sekitar tahun 1960. Psikologi Humanistik dipimpin oleh Abraham Maslow. Awalnya para ahli dalam psikologi humanistik menjadi alternatif dari dua teori berpengaruh yaitu teori behaviorisme dan teori psikoanalisa. Tokoh dalam psikologi humanistik melontarkan pandangan yang berbeda-beda.
Namun berlandaskan pada aliran filsafat eksistensialisme, dimana manusia adalah sesuatu yang ada di dunia dan manusia sadar sepenuhnya dengan keberadaannya di dunia. Aliran eksistensialisme menolak pendapat manusia adalah hasil bentukan sejak lahir ataupun hasil dari lingkungan semata. Para ahli aliran ini berasumsi bahwa individu mempunyai kebebasan dalam memilih tindakan atau menentukan sendiri nasibnya sebagai perwujudan dari keberadaannya.
Baca juga: Psikologi Industri

Pendekatan Psikologi Kepribadian

Sumadi Suryabrata dalam bukunya menjelaskan berbagai pendekatan dalam membahas psikologi kepribadian yang kurang lebih sebagai berikut :
Pendekatan Typological
Tipologi merupakan suatu keilmuan untuk menggolongkan manusia berdasar tipe tertentu dengan melihat faktor tertentu seperti nilai budaya, karakter psikis atau karakter fisik.


Pendekatan Trait
Trait merupakan karakteristik dari individu bersifat relatif menetap  atau konsisten. Berikut ini teori berdasarkan pendekatan traits dari berbagai ahli:


Klages menyusun teori kepribadian yang dapat digunakan untuk mendekati sifat kepribadian manusia hingga garis terkecil. Terdapat tiga aspek kepribadian menurut Klages, yaitu materi atau bahan, struktur dan kualitas atau sifat.

Obyek Kajian

Dalam pembahasan kepribadian, seringkali digunakan beberapa istilah dengan makna yang hampir mendekati, antara lain:
  • Karakter: Istilah ini digunakan untuk menggambarkan tingkah laku individu yang terkait dengan nilai implisit maupun eksplisit.
  • Watak: Istilah watak digunakan untuk menyebutkan karakter yang dimiliki individu dan tidak berubah hingga saat ini.
  • Trait: Istilah trait digunakan untuk menyebutkan suatu respon yang cenderung sama dalam menghadapi stimuli yang serupa dalam jangka waktu yang relatif lama.
  • Temperamen: Istilah temperamen digunakan dalam penyebutan kepribadian yang terkait dengan determinan fisiologis atay biologis (disposisi hereditas)
  • Kebiasaan: Istilah kebiasaan atau habit digunakan untuk respon yang sama pada stimulus yang sama, dimana respon ini cenderung berulang.
Baca juga: Psikologi Abnormal

Perkembangan

Teori Psikologi kepribadian telah lama disusun sejak dahulu. Usaha awal dalam penyusunan teori dapat dikatakan belum memiliki nilai ilmiah yang memadai sehingga seringkali disebut sebagai usaha prailmiah. Usaha yang masih bersifat prailmiah dalam menyusun teori psikologi kepribadian antara lain:
ChirologiIlmu mengenai gurat-guratan tangan
AstrologiIlmu mengenai perbintangan
PhisiognomiIlmu mengenai keadaan wajah
GrafologiIlmu mengenai tulisan tangan
OnychologiIlmu mengenai keadaan kuku seseorang
PhrenologiIlmu mengenai tengkorak manusia
Usaha dalam menyusun teori psikologi kepribadian selanjutnya adalah ajaran mengenai cairan badaniah. Ajaran ini dikemukakan oleh Hippocrates dan disempurnakan oleh Galenus. Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung oleh keadaan konstitusional berupa cairan-cairan dalam tubuh. Cairan-cairan tersebut antara lain:
  • Sifat basah di melanchole (empedu hitam).
  • Sifat kering di chole (empedu kuning).
  • Sifat dingin di phlegma (lendir).
  • Sifat panas di sanguis (darah).
Terdapat proporsi tertentu dari cairan-cairan tersebut dalam tubuh manusia. Jika cairan tersebut melebihi batas normal, menimbulkan sifat kejiwaan yang khas. Menurut Galenus, sifat kejiwaan yang diakibatkan dominannya salah satu cairan disebut sebagai temperamen.
Berdasarkan pendapat tersebut, Galenus mengemukakan penggolongan manusia berdasarkan empat temperamen yaitu choleris, melancholis, phlegmatis dan sanguinis. Ajaran Hipocrates ini bertahan selama berabad-abad. Kemudian, teori kepribadian yang didasarkan pada kesatuan kosmos mulai ditinggalka. Secara garis besar terdapat dua garis perkembangan, yaitu teori yang menekankan kejasmanian atau teori konstitusional dan teori yang menekankan kejiwaan yaitu teori temperamen.
Baca juga: Psikologi Pendidikan

Jenis Psikologi Kepribadian

Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan dalam pengkategorian teori psikologi kepribadian, antara lain:
Berdasarkan metode yang digunakan dalam penyusunan teori
Penggolongan teori psikologi kepribadian berdasarkan metode yang digunakan dalam penyusunan teori psikologi kepribadian antara lain:
  1. Teori yang disusun atas pemikiran spekulatif
Teori ini contohnya adalah teori dari Plato, Kant, ahli dalam aliran Neo-Kantianisme, Bahnsen, Malapert, Queyrat dan lain sebagainya. Teori dalam penggolongan ini biasanya disusun oleh para ahli filsafat.
  1. Teori yang disusun atas data hasil penyelidikan empiris
Teori berdasarkan hasil penyelidikan yang empiris atau eksperimental meliputi teori Heymans, Jung, Freud, Adler, Eysenk, Rogers dan sebagainya. Teori dalam penggolongan ini merupakan teori yang disusun dalam sekitar abad ini.
Berdasarkan komponen kepribadian yang digunakan
Teori kepribadian yang disusun berdasarkan komponen kepribadian, meliputi :
  1. Teori konstitusional, contohnya adalah mazhab Perancis, mazhab Italia, Kretschmer, Sheldon, dan sebagainya.
  2. Teori temperamen, contohnya adalah teori Meumann, teori Kant, teori Enselhans, teori Heymans, Ewald, dan sebagainya.
  3. Teori ketidaksadaran, contohnya adalah teori Jung, Freud, Adler dan pengikut mereka.
  4. Teori faktor, contohnya adalah teori Cattel dan teori Eysenk.
  5. Teori kebudayaan, contohnya adalah teori Spranger.
Baca juga: Antropologi
Berdasarkan pendekatan
Penggolongan berdasarkan pendekatan yang digunakan dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu teori dengan pendekatan tipologis dan teori dengan pendekatan kesifatan.

Manfaat Mempelajari Psikologi Kepribadian

Banyak manfaat yang akan didapatkan dari mempelajari psikologi kepribadian. Berikut ini beberapa manfaat mempelajari psikologi kepribadian :
  • Memudahkan dalam mengenali karakteristik seseorang.
  • Mudah melakukan adaptasi dengan orang yang memiliki kepribadian yang berbeda.
  • Mudah memahami dan berinteraksi dengan orang yang berbeda kepribadian.
  • Dapat meningkatkan kepekaan sosial.
Itulah informasi mengenai psikologi kepribadian yang merupakan salah satu bagian dari keilmuan psikologi.

sumber : https://dosenpsikologi.com/psikologi-kepribadian

Psikologi Pendidikan

Psikologi Pendidikan – Pengertian, Peran,Teori dan Manfaat

Psikologi diartikan sebagai studi ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan dan tingkah laku manusia (Slater, 2005). Psikologi pendidikan dimaksudkan untuk memberikan pengaruh dalam kegiatan pendidikan pembelajaran dan proses belajar mengajar yang lebih efektif dengan memperhatikan respon kejiwaan dan  tingkah laku anak didik. Keadaan sistem pembelajaran, cara mengajar, dan anak didik di setiap daerah tidaklah sama.

Kebiasaan anak didik ketika berada di lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan terkadang juga berbeda. Psikologi pendidikan muncul untuk memberikan perbaikan pada dunia pendidikan dalam menerapkan kurikulum, proses belajar mengajar, layanan konseling dan evaluasi untuk mendapatkan kualitas anak didik yang lebih baik.
Baca juga: Psikologi eksperimen
Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli
  • Psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan gejala gejala jiwa manusia (Abu, 2003).
  • Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia dalam suatu pembelajaran atau pelatihan (KBBI).
  • Menurut Muhibin Syah (2003), psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang membahas masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
  • Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor – faktor yang berhubungan dengan dunia pendidikan (Whiterington, 1982).
  • Sementara itu, Djiwandono (2002), mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan pengalaman manusia.
Psikologi pendidikan bermaksud untuk menerapkan psikologi ke dalam proses yang membawa pengubahan tingkah laku, dengan kata lain untuk mengajar. Sedangkan arti psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, dan kematangan individu serta penerapan prinsip – prinsip ilmiah terhadap reaksi manusia. Pendidikan tersebut bertujuan untuk mempengaruhi proses mengajar dan belajar.
Pengertian psikologi pendidikan menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu psikologi yang mempengaruhi proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan.
Baca juga:

Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan memiiliki ruang lingkupnya yang menjadi dasar dan batas atau yang membedakan dengan keilmuan psikologi lainnya. Menurut Sumadi Suryobroto, ruang lingkup psikologi pendidikan antara lain

  • Pengetahuan
Pendidik atau guru perlu memilik pengetahuan yang lebih untuk memberikan pengajaran pada anak didiknya. Proses belajar mengajar memberikan dampak secara pengetahuan (kognitif) pada peserta didik yang awalnya tidak tahu tentang materi yang diberikan menjadi tahu. Guru atau pengajar perlu memiliki pengetahuan tentang metode pembelajaran dan pengetahuan lainnya tentang masalah yang mungkin ada pada peserta didik.

Pengetahuan tentang aktivitas jiwa peserta didik, intelegensi, kepribadian, karakter individu, bakat peserta didik, tumbuh kembangnya, pembinaan disiplin di dalam kelas, motivasi belajar, perilaku guru, strategi belajar mengajar, dan masalah masalah khusus dalam pengajaran dan pendidikan.
Baca juga: Psikologi Kognitif
  • Pembawaan
Proses pembelajaran yang interaktif dari guru akan memberikan motivasi dan respon positif dari anak didik saat proses belajar mengajar. Pembawaan dimiliki seorang pengajar sebagai gaya penyampaian materi, konsep pengajaran selama berada di kelas. Dan juga diperlukan untuk mengubah suasana yang menstimulus siswa selalu aktif akan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.

  • Proses – proses tingkah laku
Menurut Soerjabrata, psikologi pendidikan ditinjau secara dinamis yakni mencakup perubahan perilaku seperti :

  1. Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan perkembangan.
  2. Perubahan perilaku karena belajar merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran interaktif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik akan memunculkan perubahan perilaku seperti ketrampilan selama proses pembelajaran seperti berbicara di depan kelas, berdiskusi, ataupun kegiatan yang melibatkan respon sensorik dan motorik. Kegiatan tersebut memberikan perubahan pada peserta didik menjadi lebih aktif dan perubahan sikap (afektif) dari sikap yang kurang baik menjadi sikap yang positif. Sikap positif yang dibawa saat kembali ke dalam keluarga, ke masyarakat merupakan hasil proses pendidikan yang berkualitas.

Baca juga: Psikologi Anak
  • Hakikat dan ruang lingkup belajar
Hakikat merupakan hal yang mendasari dalam proses belajar. Hakekat dan ruang lingkup belajar mengacu proses pembelajaran seperti interaksi, materi yang diberikan kepada siswa.

  • Perkembangan siswa
Guru mempengaruhi perkembangan siswa dari tingkah laku yang ditunjukkan ketika di kelas, ketertarikan atau keaktifan saat mengikuti pelajaran, hasil yang didapatkan ketika tes. Dan juga perkembangan siswa yang tampak dari sikap, cara berbicara, interaksi dengan guru dan temannya. Semua itu merupakan hasil dari proses pembelajaran. Perkembangan yang positif jika dilihat kemajuan siswa dalam interaksinya maupun intelegensinya meningkat ke arah yang baik.

Baca juga: Psikologi Forensik
  • Faktor yang mempengaruhi belajar
Situasi belajar sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Situasi seperti tempat dan suasana sangat mempengaruhi keberhasilan mengajar seorang guru. Kondisi ruang kelas, ruang laboratorium, ruang perpustakaan merupakan fasilitas yang membantu mempengaruhi kualitas belajar mengajar.

Kondisi ruangan dari kebersihan, sirkulasi udara, kapasitas ruangan yang memadai, kondisi bangku dan tempat duduk, penerangan, dan kondisi tenang dibutuhkan akan membangkitkan minta belajar peserta didik dan juga semangat mengajar guru. Sikap guru, semangat kelas, sikap keluarga dan masyarakat juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi belajar dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Faktor lain yang mempengaruhi belajar berasal dari dalam atau diri siswa yaitu motivasi, bakat, intelegensi, kemampuan diri menyesuaikan dengan lingkungan belajar.
Baca juga: Psikologi Sastra
  • Pengukuran pendidikan
Pengukuran pendidikan merupakan evaluasi yang dilakukan terhadap peserta didik setelah mendapatkan proses pembelajaran dalam waktu tertentu untuk mengukur perkembangan pendidikan yang telah didapat.

  • Aspek praktis pengukuran
Aspek praktis pengukuran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa hasil dari proses pembelajaran.

  • Transfer belajar
Pembelajaran dengan sistem dan interaksi yang baik dan positif dengan komunikasi yang menyenangkan antara guru dan anak didik menyebabkan anak didik menerima ilmu yang diberikan dan menyukai gurunya. Namun, jika interaksi dan komunikasi guru pada siswa kurang baik, maka siswa akan menjadi tidak suka dan menunjukkan sikap yang negatif. Sikap positif yang diajarkan dan diterapkan selama di sekolah akan dimiliki oleh siswa seperti yang awalnya tidak disiplin menjadi disiplin, yang sebelumnya tidak bisa berpakaian rapi menjadi berseragam dengan rapi.

Baca juga: Psikologi Keperawatan
  • Kesehatan mental
Kesehatan mental anak didik ditandai dengan keikutsertaannya dan keaktifannya dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun berkelompok.

  • Pendidikan karakter
Karakter psikologi dibentuk dari budaya yang diterapkan selama masa pembelajaran di bangku sekolah oleh pendidik. Budaya berupa aturan aturan kedisplinan ataupun asas dari kebudayaan yang ada pada suatu daerah.

  • Kurikulum pendek
Kurikulum merupakan kerangkan pembelajaran untuk tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Baca juga: Psikologi Abnormal

Teori Belajar dalam Psikologi Pendidikan

Terdapat beberapa terori – teori psikologi pendidikan yang menjadi konsep dasar pelaksanaan psikologi dalam dunia pendidikan.

  • Teori Behaviorisme
Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut merupakan dampak  dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dapat diartikan bahwa belajar merupakan bentuk perubahan tingkah laku pada siswa dari interaksi terhadap stimulus. Seseorang dikatakan sudah belajar jika terdapat perubahan pada perilakunya.

Kemudian, dalam teori ini, konsep yang diutamakan adalah input atau stimulus yang diberikan seperti guru mengajarkan pada siswa cara membaca. Kemudian output yang merupakan hasil atau respon akibat dari stimulus, seperti siswa menjadi bisa membaca walaupun masih terbata- bata. Hal tersebutlah yang dikatakan belajar. Namun apabila pada outputnya siswa masih belum bisa membaca, maka proses tersebut belum dikatakan sebagai kegiatan belajar karena tidak ada hasil dari stimulus yang diberikan.
Baca juga: psikologi konseling
  • Operant conditioning Theory
Operant conditioning adalah tipe pembelajaran dimana perilaku dikontrol oleh konsekuensi yang bisa diperoleh. Kunci dari operant conditioning ini adalah dukungan positif dan negatif, hukuman positif dan negatif. Dukungan positif adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan pada suatu perilaku. Contohnya : guru yang memberikan pujian pada siswanya karena telah menjawab dengan benar. Dukungan negatif adalah membuang sesuatu yang tidak menyenangkan sebagai sikap yang bisa diterima. Contohnya : Di luar sangat bising, sehingga menyalakan TV dengan keras membuat lebih nyaman dan mengurangi suara bising yang tidak menyenangkan.

Kemudian, hukuman positif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan. Contohnya : Ketika ada seorang anak yang nakal di kelas, dia menerima hukuman berdiri di depan kelas. Hukuman negatif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan dengan mengambil sesuatu yang menyenangkan. Contoh : Kevin merusak boneka adiknya, sehingga dia tidak diperbolehkan main di luar dengan temannya (Saul, 2015).
Baca juga: Psikologi Sosial
  • Classical conditioning Theory
Classical conditioning merupakan teori dengan melibatkan pembelajaran pada perilaku baru melalui suatu proses yang berkesinambungan. Terdapat tiga tahapan pada teori ini dengan pemberian stimulus baru pada masing masing tahapan.

  1. Tahap 1 – Before Conditioning: pada tahap ini stimulus dari lingkungan yang mengeluarkan respon yang belum dipelajari dan terdapat respon yang tidak pernah terfikirkan. Contoh : Parfum dapat menimbulkan respon kebahagiaan.
  2. Tahap 2 – During Conditioning: Stimulus dari lingkungan tidak berespon berhubungan dengan stimulus yang sudah diketahui. Contoh : parfum mungkin berkaitan dengan seseorang.
  3. Tahap 3 After Conditioning: terbentuknya respon yang baru. Contoh : Seseorang yang sebelumnya berkaitan dengan parfum yang harum menjadi sangat memikat (Mcleod, 2008).
Baca juga: Psikologi Kepribadian

  • Teori Kognitif
Teori kognitif memfokuskan perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya untuk memahami sekitar. Teori kognitif dugunakan untuk proses pembelajaran yang sederhana seperti mengingat nomor telepon dan lainnya. Kemudian, teori kognitif memiliki empat pronsip dasar : (1) Siswa aktif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang diberikan, (2) Pengembangan pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka pelajari, (3) belajar membangun pengalaman (4) belajar merupakan perubahan struktur mental seseorang.

  • Koneksionisme
Teori koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1878- 1949) dan dikenal dengan teori stimulus – respon. Menurutnya, dasar belajar merupakan asosiasi dari stimulus dan respon. Stimulus akan memberikan pesan pada panca indera lalu memberikan respon dengan perilaku. Asosiasi seperti hal tersebut disebut koneksi. Prinsip itulah yang disebut koneksionisme.

Baca juga: Kode etik psikologi
  • Teori Gestalt
Gestalt merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui penataan komponen sensasi yang memiliki hubungan atau pola menjadi kesatuan. Disimpulkan bahwa, seseorang cenderung melihat sesuatu di sekitarnya sebagai kesatuan yang utuh. Teori Gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Misalnya, ketika kita sedang melihat awan dan melihat suatu bentuk yang mirip suatu objek.

Peran Psikologi terhadap Pendidikan

Psikologi pendidikan sudah menjadi dasar pembentukan dan pengembangan sistem kurikulum, pembelajaran,d an penilaian dalam dunia pendidikan. Kontribusinya terhadap perkembangan dunia pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. Peran psikologi terhadap kurikulum pendidikan
Secara psikologis, pengembangan diri siswa didasarkan pada kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotor. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari perkembangan sikap, motivasi, tingkah laku, dan komponen lainnya. Komponen pembelajaran merupakan proses dari input ke output. Lalu, penggunaan kurikulum sebagai kerangka alur input menuju output atau hasil yang baik memerlukan hakikat – hakikat psikologi.

Kurikulum yang saat ini sedang dikembangkan adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pada ketrampilan, pengetahuan, dan refleksi dalam berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak dengan refleksi diri yang konsisten memungkinkan terbentuknya suatu individu individu yang unggul dan kompeten.
  1. Peran psikologi terhadap sistem pembelajaran
Terkait dengan teori teori psikologi yang berdampak pada seseorang dalam bertingkah laku, psikologi juga mempengaruhi sistem pembelajaran pada dunia pendidikan dengan positif. Siswa menjadi bersungguh – sungguh belajar ketika respon psikologinya dibimbing oleh pengajar dengan baik.

Dan juga, proses pemahaman pembelajaran suatu topik menjadi lebih mudah dengan penyelesaian masalah-masalah pembelajaran yang dialami. Keinginan atau hasrat menjadi lebih tinggi dengan pendekatan psikologi dari guru dengan interaksi dan komunikasi yang menyenangkan.
Selain itu psikologi pendidikan juga telah melahirkan prinsip prinsip pembelajaran seperti yang dipaparkan oleh Sudirwo, 2002 :
  • Seseorang yang belajar harus memiliki sebuah tujuan.
  • Tujuan dilahirkan dari kebutuhan bukan paksaan
  • Harus bersedia mengalami beberapa kesulitan.
  • Belajar itu dibuktikan dengan perubahan perilaku.
  • Belajar membutuhkan insight apa yang harus dipelajari dan dipahami.
  • Seseorang membutuhkan bimbingan.
  • Ujian perlu dilakukan namun didahului dengan pemahaman.
  1. Peran psikologi terhadap sistem penilaian
Psikologi juga telah memberikan peranannya dalam sistem penilaian. Misalnya, dengan tes psikologi untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa, tes bakat untuk mengetahui bakat yang potensial terdapat dalam diri siswa sehingga lebih mudah memberikan bimbingan dalam membantu mengembangkan potensi diri siswa.

Tes aspek kepribadian juga dapat membantu guru mengenal lebih baik pribadi siswanya sehingga bisa memberikan pendekatan yang lebih baik lagi dalam proses pembelajaran. Berbagai tes psikologi tersebut membantu memberikan penilaian terhadap masing masing siswa untuk mempermudah menjembatani keinginan, potensial, maupun impian siswa sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.

Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan

Terdapat beberapa manfaat mempelajari psikologi pendidikan menurut Muhammad dan Wiyani (2013), yaitu :

  1. Memahami perbedaan siswa
Masing masing siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda beda. Sebagai guru, perlu untuk memahami perbedaan perbedaan karakteristik setiap siswa, tahap tumbuh kembangnya, serta tipe perilakunya. Pemahaman tersebut dapat menghasilkan interaksi pembelajaran yang sesuai dan pembelajaran yang efektif serta efisien.

Tidak hanya itu, pemahaman guru terhadap perbedaan-perbedaan tersebut memungkinkan untuk memberikan interaksi belajar yang berbeda pula pada setiap siswa agar pendekatan dan proses belajar lebih bisa diterima tanpa membeda bedakan siswa secara personal atau pilih kasih.
  1. Menciptakan iklim belajar yang kondusif di kelas
Kemampuan guru menciptakan iklim belajar yang kondusif meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar pendekatan dan interaksi yang menyenangkan kepada siswa sesuai dengan masing masing karakteristik siswa, akan memberikan iklim belajar yang kondusif dan proses pembelajaran yang efektif.

  1. Memilih strategi pembelajaran yang tepat
Mempelajari psikologi untuk mengenal karakteristik masing masing siswa dan mengenal metode pembelajaran yang disukai, akan memberikan kemampuan untuk memilih strategi pembelajaran yang tepat di dalam kelas. Strategi pembelajaran yang sudah tepat, akan memberikan situasi efektif belajar mengajar.

  1. Memberikan bimbingan pada siswa
Psikologi memberikan kemampuan kepada guru untuk menjadi seorang pembimbing bagi siswanya dengan pendekatan emosional dari hati ke hati untuk mendapatkan kepercayaan siswa. Ketika siswa sudah memberikan rasa percayanya kepada guru, maka proses membantu penyelesaian masalah untuk proses pembelajaran yang efektif akan dapat dilakukan dengan mudah.

  1. Berinteraksi dengan tepat dengan siswa
Prinsip-prinsip psikologi mendasari cara berkomunikasi yang tepat dalam pembelajaran. Komunikasi dengan siswa dinyatakan dengan menempatkan diri sesuai tahapan tumbuh kembang siswa. Sehingga dapat memberikan suatu interaksi yang menyenangkan. Penyesuaian dengan tahapan rumbuh kembang siswa menciptakan pemahaman pengajar dari sudut siswa dan mengetahui keinginan atau proses pembelajaran yang disukai dan juga karakter masing masing siswa.

  1. Memberikan evaluasi hasil pembelajaran
Sebagai seorang pendidik, dengan mempelajari psikologi pendidikan akan mampu memberikan penilaian hasil pembelajaran secara adil. Selain itu juga dapat menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa tanpa membedakan satu dengan yang lainnya. Evaluasi hasil pembelajaran bisa berupa nilai ujian secara intelegensi, nilai sikap, dan nilai keaktifan mengikuti kegiatan sekolah. Ketiga hal tersebut menentukan kualitas perbaikan itngkah laku siswa menjadi lebih baik.

  1. Memotivasi belajar
Bekal psikologi pendidikan untuk pengajar agar pengajar mampu memberikan dukungan, dorongan atau motivasi untuk siswanya dalam semangat belajar yang lebih tinggi. Psikologi pendidikan mengajarkan tentang memahami masing masing karakteristik siswa dan memberikan motivasi sesuai dengan karakter tersebut agar lebih efektif mempengaruhi semangat belajar siswa. Pemberian dukungan positif kepada siswa menghasilkan semangat belajar yang meningkat.

  1. Menetapkan tujuan pembelajaran
Psikologi pendidikan membantu pegajar untuk menentukan tujuan pembelajaran terhadap perubahan perilaku seperti apa yang diinginkan sebagai hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran ditetapkan pada setiap materi yang akan diberikan. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran dijadikan patokan kesesuaian hasil pembelajaran apakah nantinya dianggap berhasil atau tidak.

  1. Penggunaan media pembelajaran yang tepat
Pengetahuan psikologi pendidikan juga bermanfaat untuk menentukan media pembelajaran yang tepat untuk siswa, misalnya media audio, visual, motorik, dan lain sebagainya sebagai aktivitas pembelajaran yang menyenangkan. media pembelajaran juga disesuaikan dengan materi belajar yang akan disampaikan. Siswa terkadang lebih tertarik dengan proses pembelajaran yang menggunakan komponen audiovisual dalam proses pemahaman materi dan lebih efisien dalam pengembangan imajinasi siswa.

  1. Penyusunan jadwal pelajaran yang sesuai
Penyusunan jadwal pelajaran juga disesuaikan dengan kondisi siswa, seperti pelajaran yang butuh pemikiran lebih rumit seperti matematika akan lebih baik jika diletakkan pada jam belajar pertama, saat pikiran siswa masih segar dan konsentrasinya masih maksimal. Jika mata pelajaran seperti matematika diletakkan pada akhir kelas, maka hal itu tidak akan efektif. Siswa sudah lelah, daya tangkapnya menurun, konsentrasi menurun, dan pembelajaran menjadi tidak efektif. Baca juga : Cabang Cabang Psikologi

Psikologi pendidikan memberikan dampak dan manfaat dari berbagai aspek dalam pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu pengajar untuk memahami siswa lebih dalam berdasarkan karakteristiknya, tahap tumbuh kembangnya, perilaku dan tingkah lakunya, secara emosional untuk memberikan proses belajar mengajar yang tepat dan sesuai sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang baik tersebut akan berdampak pada hasil yang memuaskan. Siswa yang mendapatkan proses pembelajaran baik, akan menerapkan pola pola kebiasaan yang baik setelah dirinya masuk ke dalam keluarga dan masyarakat dan memberikan dampak perilaku positif dalam setiap kehidupannya. Baca juga : Antropologi
Artikel tentang psikologi pendidiikan ini semoga dapat membantu para pengajar untuk lebih memahami karakter siswanya dan menyesuaikan proses pembelajaran yang tepat sehingga mampu menghasilkan generasi generasi yang unggul baik secara intelegensi maupun sikap dan perilaku yang nantinya dibawa dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mampu memberikan peranan positif dan bermanfaat.

sumber : https://dosenpsikologi.com/psikologi-pendidikan

Selasa, 20 Maret 2018

Tugas Psikiater dan Psikolog

Apa Tugas Psikiater?


Psikiater adalah dokter spesialis di bidang kesehatan jiwa (jiwa=pikiran, perasaan, dan perilaku). Definisi sehat menurut WHO adalah sehat badan, jiwa, dan sosial.

Sebagai seorang dokter, psikiater berupaya menolong pasien agar ia dapat menolong dirinya untuk bebas dari gejala menyakit dalam proses terapi.

Psikiater bukan pembela seseorang yang bermasalah dengan orang lain. Bukan juga bertugas menghakimi yang benar dan yang salah.

Dalam konsultasi psikiater mengajak klien atau pasien untuk menentukan sendiri pilihan dalam bertindak, setelah memperhitungkan risiko yang akan dihadapi dan cara mengatasinya.

Proses ini dilakukan secara sistematik profesional dan menjaga rahasia pribadi pasien.

Tidak ada manusia yang sempurna, termasuk psikiater maka psikiater tidak akan mengambil contoh dirinya untuk diteladani orang lain.

Jasa psikiater itu adalah untuk semua orang, dari bayi hingga usia lanjut (dari Psikiater anak, hingga psikiater geriatri).


  Apa Tugas Psikolog?

  • Menjelaskan Perilaku
Psikolog harus mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa perilaku itu bisa terjadi, berupa indikasi yang tampak. Hasil dapat berupa penjelasan atau pembahasan yang bersifat deskriptif. Contohnya dalam menjelaskan perilaku anoreksia dan bulimia yang sering terjadi pada remaja perempuan.
  • Mendeskripsikan
Psikolog harus mampu mengenali, mendiagnosis, dan menjelaskan kejadian atau perilaku yang terjadi pada suatu kondisi tertentu. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan dan wawancara atau membaca jurnal atau sumber lain yang terkait agar dapat mendeskripsikan kejadian atau perilaku tertentu. Hal ini sangat bermanfaat agar data yang dihasilkan lebih akurat dan terpercaya (valid dan realibel).
  • Prediksi Perilaku
Psikolog harus mampu memprediksi atau memperkirakan apa, bagaimana dan mengapa tingkah laku bisa terjadi yang datanya dapat dibuktikan secara konsisten. Dalam hal ini psikolog harus sering mengasah kemampuan dengan melakukan observasi, wawancara, melatih kemampuan menggunakan alat tes psikologi, membaca jurnal dan penelitian yang ada serta sumber lain yang mendukung agar dapat menghasilkan prognosa, prediksi atau estimasi yang konsisten.
  • Mengontrol
Psikolog diharapkan mampu mengendalikan perilaku yang maladaptif atau menyimpang menjadi perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan, paling tidak meminimalisir perilaku yang menyimpang tersebut. Perwujudannya dapat berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau asesmen, serta rehabilitasi atau perawatan sesuai dengan kebutuhan. Contoh kasusnya adalah mengontrol perilaku anoreksia dan bulimia pada remaja wanita yang menginginkan tubuh yang kurus dan ideal agar diterima dalam pertemanan. Psikolog dapat melakukan kontrol perilaku dengan cara asesmen terlebih dahulu agar dapat menentukan penanganan lebih lanjut, apakah melakukan pencegahan apabila belum terlalu parah atau dalam tahap yang akut sehingga perlu melakukan perawatan atau rehabilitasi.
Ya kira- kira begitulah tugas-tugas dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang psikolog. Jadi bagi teman- teman yang bertemu dengan calon atau psikolog jangan pernah minta mereka untuk menebak kepribadian kalian, apalagi menanyakan masalah prediksi jodoh atau nomor togel, hehe..
Sumber tulisan di dapat ketika Saya mengikuti acara All In Psychology di Universitas Kristen Widya Mandala Surabaya, pada saat TM yang materinya dibawakan oleh Bapak Suroso ( maaf jika nama tidak disertai gelar karena kesalahan pada penulis yang kurang akurat menanyakan info mengenai penyampai materi) .

sumber :http://infopsikiater.blogspot.co.id/2009/04/apa-tugas-psikiater.html
                https://sasayzuch.wordpress.com/tag/tugas-psikolog/

Selasa, 13 Maret 2018

Psikolog vs Psikiater

Psikolog
Psikolog adatah sarjana psikologi yang telah mengikuti program akademik strata satu (sarjana psikologi) dan program profesi sebagai psikolog. Seseorang yang mendapatkan getar "M.Psi." di belakang namanya diperoleh apabila telah mengikuti program akademik strata satu (sarjana psikologi) dan program profesi sebagai psikolog. Oteh karena itu, orang yang kuliah Sl-nya di fakuttas psikotogi, jika ingin menjadi psikolog, harus meneruskan S2 di bidang profesi psikotogi. Karena, jika ia meneruskan di bidang sains psikologi, maka gelarnya nanti adalah "M.Si," atau Magister Sains. Namun, saat ini, titel Magister Sains Psikologi bukan lagi "M.Si" tetapi "M.Psi".
Jika seseorang yang kuliah Sl nya nonpsikologi, namun ingin meneruskan kuliah S2 di bidang psikologi. Orang tersebut mau tak mau harus mengambil bidang sains psikologi, sebab bidang profesi psikologi hanya diperuntukkan kepada lulusan S1 psikologi. Oleh karena itu, magister sains psikologi hanya boleh berkecimpung dan mengembangkan keilmuan bidang psikologi saja tanpa bisa melakukan praktek psikologi.
Jadi, inilah perbedaan antara Psikolog dan Magister Sains Psikologi.



Praktek Psikolog. 
Seorang psikolog, atau lulusan S2 profesi psikologi, nantinya mendapatkan izin praktek psikologi yang bisa digunakan untuk membuka biro konsultasi sendiri, ataupun bergabung menjadi tenaga konsultan psikologi di biro orang lain. Seorang psikolog juga punya hak untuk terhadap alat tes psikologi. Artinya, seorang psikolog dapat menyimpan, menggunakan dan mengoperasikan alat tes psikologi, serta menginterpretasikan hasil tes kliennya. Jadi, psikolog juga bisa disebut praktisi psikologi. Hak terhadap alat tes psikologi ini hanya dipegang oleh psikolog, dan bukan Magister Sains Psikologi. Namun, Magister Sains Psikologi dapat mengembangkan teori psikologi yang sudah ada, dan dapat bekerja sebagai dosen di fakultas psikologi. Oleh karena itu, Magister Sains Psikologi juga dapat disebut itmuwan psikologi. Orang yang memperoleh penanganan Psikolog disebut klien. Karena psikotog dapat menggunakan alat tes (misalnya mengungkap bakat minat seseorang) serta lebih fokus pada aspek sosialnya, seperti memberikan penanganan berupa terapi psikologi (psikoterapi).
Jadi, pembaca yang akan konsuttasi ke psikolog, tidak usah takut apakah dirinya sakit jiwa atau dianggap demikian oleh orang lain!
Psikiater
Psikiater adalah dokter spesialis yang tetah menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu (sarjana kedokteran), pendidikan profesi sebagai dokter dan pendidikan spesialisasi kedokteran jiwa. Jadi psikiater adalah dokter yang mempelajari itmu jiwa. Maksudnya

, gelar sarjana strata satu (Sinya adatah sarjana kedokteran, kemudian dia mengkhususkan diri untuk memfokuskan pada kejiwaan manusia. Jadi psikiater adalah dokter (S1) yang meneruskan pendidikannya di bidang psikiatri (S2). Oleh karena itu, seorang psikiater di depan namanya memperoleh gelar "dr. ...", dan dan dibelakang namanya memperoleh gelar Sp.,Kj". Orang yang memperoleh penanganan Psikiater disebut pasien. 
Praktek Psikiater. Dalam hal pemberian terapi obat-obatan (farmakoterapi) hanya boleh dilakukan oleh psikiater, yang notabene berlatar belakang kedokteran yang lebih banyak berkecimpung pada penanganan secara klinis. Oleh karena itu, psikiater mengobati pasiennya, yang punya masalah kejiwaan, dengan memberikan obat karena beberapa penyakit jiwa bisa jadi disebabkan oleh keadaan tubuh yang sedang tidak sehat, atau ada yang bisa disembuhkan atau dikurangi dengan mengobati organ tubuh yang berhubungan dengan gejala kejiwaan yang sedang diderita. Dari uraian di atas, perbedaan psikolog dan psikiater adalah sebagai berikut: 
1. Jika kita lihat dari latar belakang pendidikan, psikolog adalah sarjana psikologi yang telah mengikuti program akademik strata satu (sarjana psikologi) dan program profesi sebagai psikolog. Sedangkan psikiater adalah dokter spesialis yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu (sarjana kedokteran), pendidikan profesi sebagai dokter dan pendidikan spesiatisasi kedokteran jiwa.
2. Psikiater boteh memberikan obat sedangkan psikolog tidak boteh memberikan obat. Artinya, terapi obat-obatan ini hanya boteh dilakukan oleh psikiater yang notabene berlatar belakang kedokteran yang tebih banyak berkecimpung pada penanganan secara klinis. Sedangkan psikotog dapat menggunakan atat tes (misalnya mengungkap bakat minat seseorang) serta tebih fokus pada aspek sosialnya, seperti memberikan penanganan berupa terapi psikologi (psikoterapi).
Meskipun terdapat perbedaan antara keduanya, namun datam pelaksanaannya, baik psikotog maupun psikiater dapat sating bekerja sama. Psikolog dapat mereferensikan kliennya untuk berkonsultasi pada psikiater atau ahli lainnya bila dirasa ada hat yang pertu ditangani tebih lanjut, maupun sebaliknya. Hal ini tergantung pada kasus atau permasatahan yang dihadapi klien dan tergantung pada aspek mana yang pertu ditangani tertebih dahulu.

Permasatahan yang umumnya ditangani oleh psikolog maupun psikiater adalah masalah-masalah seputar penyimpangan perilaku misalnya kenakalan remaja, fobia sekolah, masalah kecemasan, konflik keluarga, krisis percaya dirt, hingga masalah gangguan halusinasi, skizofrenia, dan lainnya.