Psikolog vs Psikiater

Psikolog adalah sarjana psikologi yang telah mengikuti program akademik strata satu (sarjana psikologi) dan program profesi sebagai psikolog. Psikiater adalah dokter spesialis yang tetah menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu (sarjana kedokteran), pendidikan profesi sebagai dokter dan pendidikan spesialisasi kedokteran jiwa. Jadi psikiater adalah dokter yang mempelajari itmu jiwa.

Apa Tugas Psikiater dan Psikolog

Psikiater adalah dokter spesialis di bidang kesehatan jiwa (jiwa=pikiran, perasaan, dan perilaku). Definisi sehat menurut WHO adalah sehat badan, jiwa, dan sosial. Psikolog harus mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa perilaku itu bisa terjadi, berupa indikasi yang tampak. Hasil dapat berupa penjelasan atau pembahasan yang bersifat deskriptif.

Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan dimaksudkan untuk memberikan pengaruh dalam kegiatan pendidikan pembelajaran dan proses belajar mengajar yang lebih efektif dengan memperhatikan respon kejiwaan dan tingkah laku anak didik. Keadaan sistem pembelajaran, cara mengajar, dan anak didik di setiap daerah tidaklah sama.

Psikologi Kepribadian

Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang-cabang psikologi. Sesuai dengan namanya psikologi kepribadian mempelajari kepribadian individu dengan menggunakan berbagai cara dan pendekatan.

Psikologi Industri dan Organisasi

Psikologi industri dan organisasi merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi industri dan organisasi membahas psikologi dalam lingkup organisasi atau aturan kerja. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut psikologi industri dan organisasi. Inggris menyebut psikologi industri dan organisasi sebagai Occupational Psychology.

Sabtu, 28 April 2018

Psikologi Anak

Psikologi Anak – Pengertian, Teori, Penerapan, dan Penjelasannya

Hasil gambar untuk artikel psikologi anak
Bagaimanakah kehidupan anak berkembang dari satu tahap ke tahap lainnya dan lalu apakah peranan yang dimiliki oleh seorang psikolog anak dalam mendukung tumbuh kembang anak?
Anak dalam Prespektif PsikologiPsikologi anak merupakan sebuah area penelitian yang sangat luas dan kompleks, mencakup bagaimanakah seseorang berubah pada saaat ia beranjak dewasa, mulai dari saat kelahiran hingga masa remaja dan mencoba untuk menjelaskan mengenai beragam perubahan penting yang terjadi. Misalkan mengapa anak usia 3 tahun, anak usia 7 tahun dan anak usia remaja berbeda hanya semata karena pengalaman mereka akan lingkungan sekitarnya ataukah ini dijuga dipengaruhii oleh perubahan biologis yang terjadi secara internal di dalam tubuh mereka.

Karena psikologi anak begitu luas dan mencoba untuk menjawab begitu banyak pertanyaan, para periset dan praktisi psikologi sering membagi tumbuh kembang anak ke dalah beberapa area yang spesifik. Secara luasnya, ini cenderung memetakan perkembangan anak ke dalam kategori perkembangan fisik, perkembangan kognitif dan perkembangan social-emosional. Para psikolog anak mencoba untuk memahami seluruh aspek pertumbuhan anak, termasuk bagaimanakah seorang anak berpikirm belajar, melakukan interaksi dan memberikan tanggapan secara emosional terhadap orang atau benda di sekeliling mereka, berteman, memahami emosi dan bagaimana anak-anak mengembangkan kepribadian, perilaku dan keahlian.
Tumbuh kembang anak secara umumnya ditandai dengan tahapan tertentu. Tahapan ini ditandai dengan perkembangan kemampuan mereka, contohnya, merangkak, berjalan dan berbicara, yang umumnya dicapai oleh kebanyakan anak pada usia tertentu. Hal yang menarik adalah untuk menjelaskan bagaimana anak-anak mencapai tahapan ini dan bagaimanakah individu, social dan kebudayaan menjadi factor yang menentukan bagaimanakah manusia berkembang.

Pengertian Psikologi Anak

Pengertian psikologi secara luas adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Sementara itu pemahaman tentang anak dapat ditemukan dalam Convention on The Right Of the Child tahun 1989 yang menyebutkan bahwa anak adalah siapapun yang berusia di bawah 18 tahun. Pemerintah Indonesia telah meratifikasi pernyataan ini melalui Keppres Nomor 39 Tahun 1990.
Oleh sebab itu, maka boleh dikatakan psikologi anak adalah sebuah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari tentang tumbuh kembang dan perilaku siapapun yang berusia di bawah 18 tahun. Dalam prakteknya, para psikolog yang mendalami tentang psikologi anak melakukan spesialisasi berdasarkan hal yang dipelajari. Secara umum psikolog anak sendiri terbagi menjadi psikolog pendidikan yang berfokus dalam hal memberikan dukungan kepada anak dalam dunia pendidikan, dan psikolog klinis yang berfokus dalam memberikan dukungan kepada anak-anak yang memiliki hambatan atau gangguan dalam proses perkembangan mereka.
Psikologi anak sendiri merupakan bagian dari cabang ilmu psikologi lainnya, yaitu psikologi perkembangan yang mempelajari pertumbuhan manusia semenjak lahir sampai menjadi dewasa. Psikologi perkembangan sendiri mempelajari bagaimana dan mengapa manusia berubah dalam setiap tahapan hidupnya.
Pada awalnya psikologi perkembangan lebih berfokus kepada bayi dan anak-anak, namun sekarang psikologi perkembangan juga mencakup semua tahapan usia lainnya lainnya, seperti masa pra-remaja, remaja, dewasa dan masa tua. Bidang psikologi ini menyelidiki perubahan yang terjadi dan meliputi berbagai macam topic seperti kemampuan motorik, perkembangan kognitif, kemampuan mengalami keputusan, pemahaman moral, pemahaman bahasa, perubahan social, kepribadian, perkembangan emosional, konsep tentang diri sendiri dan pembentukan identitas.
Psikologi perkembangan menyelidiki pengaruh dari natur dan nurture pada proses tumbuh kembang manusia dan juga berbagai proses perubahan di berbagai waktu. Banyak para periset yang tertarik pada interkasi antara karakter personal, perilaku individu dan factor lingkungan sekitar termasuk di dalamnya konteks social dan pembentukan lingkungan.
Teori Tumbuh Kembang Anak
Seperti pada semua bidang penelitian ilmiah lainnya, psikologi anak juga memiliki berbagai sudut pandang yang didukung oleh perspektif dan teori masing-masing. Teori dan perspektif ini membentuk pemahaman dan pengertian kita terhadap tumbuh kembang yang berubah seiring dengan perubahan waktu. Beberapa teori menuebutkan bahwa tumbuh kembang terjadi terutama melalui factor-faktor internal anak yang terjadi secara biologis. Sementara itu, teori-teori lainnya menganggap bahwa lingkungan anak merupakan factor stimulus yang lebih penting dalam mendorong tumbuh kembang anak.
Ada berbagai macam teori yang menjelaskan tentang pertumbuhan anak, tetapi dari antara banyak teori tersebut terdapat 2 teori yang utama.
  1. Piaget yang meyakini bahwa tumbuh kembang anak merupakan factor internal anak
  2. Vygotsky yang mengungkapkan bahwa tumbuh kembang anak merupakan hal yang ditentukan oleh lingkungannya.
Berikut ini adalah penjelasan yang lebih mendalam mengenai masing-masing teori di atas:
1. Teori Piaget
2. Teori Vygotsky
Mempertanyakan tentang Tumbuh Kembang pada Anak
Seluruh teori tentang perkembangan digerakkan oleh beberapa pertanyaan inti. Ada sejumlah pertanyaan yang telah ada semenjak awal dari penelitian terhadap psikologi anak mulai dilakukan. Psikolog anak tertarik untuk memahami bagaimana tumbuh kembang terjadi dan apakah yang mempengaruhi tumbuh kembang ini. Sebagai contoh, pada saat usia berapa tahunkah anak-anak mulai mempelajari mengenai emosi? Apakah mereka belajar untuk menunjukkan emosi dari orang-orang di lingkungan sekitar mereka? Berikut ini adalah 2 pertanyaan penting yang perlu menjadi pertimbangan untuk memahami kehidupan anak-anak.
1. Bagaimakah konteks social dan budaya mempengaruhi tumbuh kembang anak?
Anak-anak bertumbuh dengan kondisi fisik, social, budaya, ekonomi dan latar belakang sejarah yang spesifik, untuk selanjutnya akan disebut sebagai sosio-kultural konteks. Semua dari faktor-faktor ini akan memainkan peranan penting dan mempengaruhi masa kanak-kanak mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konteks sosio-kultural memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tumbuh kembang anak.
Menurut Montgomery (2008), budaya mempengaruhi bagaimana cara anak-anak berkembang, dari antara banyak kebudayaan yang ada di dunia ini, anak-anak di dalamnya berkembang dengan cara yang saling berbeda satu dengan lainnya. Berikutnya, Bowlby (1980) mengungkapkan bahwa anak yang kurang memiliki kontak dengan ibunya akan mengalami kesulitan dalam masa anak-anak mereka karena kurangnya keterikatan. Tumbuh kembang sendiri tentunya melibatkan sebuah proses belajar dan kemajuan. Seorang anak hanya dapat belajar bila ada yang lainnya yang mendukung proses belajarnya, seperti orang tua, saudara-saudara dan guru.
Dapat terlihat bahwa hal ini tidaklah bertentangan dengan teori Piaget tentang tahapan perkembangan, tetapi meluaskan teorinya tersebut untuk menjelaskan mengenai pengalaman lingkungan yang anak terima dapat membantu mereka untuk bergerak dari satu tahapan ke tahapan lainnya. Dengan demikian maka ternyata jawaban dari pertanyaan ini lebih sejalan dengan pendekatan sosio-kultural seperti yang dikemukakan oleh Vygotsky.
2. Bagaimana anak-anak membentuk perkembangan mereka sendiri?
Ada banyak penelitian yang berfokus pada hubungan dan pengaruh eksternal yang membentuk tumbuh kembang anak dan menganggap pengaruh eksternal tersebut kurang kuat dalam membentuk tumbuh kembang anak. Tentunya anak-anak memiliki peranan dalam tumbuh kembang mereka sendiri dan dalam memilih pengaruh lingkungan manakah yang mereka  dapatkan. Bahkan bayi yang baru lahir akan memilih apa yang ingin mereka lihat melalui arah pandangan mereka, yang biasanya pada arah datangnya bau susu.
Bayi biasanya akan mencoba untuk menirukan perilaku dari orang dewasa untuk memberikan mereka petunjuk mengenai apa yang mereka inginkan, seperti seorang bayi akan menutup matanya dengan tangan sebagai petunjuk bahwa ia ingin bermain ciluk ba.Tentunya sesitivitas bayi terhadap petunjuk komunikatif sangat tidak kentara dan peran mereka dalam interaksi social sangat besar. Aspek yang spesifik terhadap sang anak seperti perangai mereka juga dapat mempengaruhi bagaimana interaksi mereka dengan orang dewasa dan anak-anak lainnya.
Pada saat anak telah mulai berbicara, mereka umumnya menggunakan pembicaraan untuk mendapatkan tanggapan dari orang dewasa atau mengajukan berbagai pertanyaan. Pada saat anak-anak mulai terlibat dalam permainan dengan menggunakan imajinasi mereka, yaitu mulai dari usia sekitar 2 tahun, sering kali mereka mengambil peran baru yang membantu mereka untuk memahami berbagai macam aspek yang ada dalam duni mereka atau hal-hal yang mereka takuti (Howes & Matheson, 1992). Sebagai contoh adalah anak-anak suka berpura-pura menjadi superhero yang melawan monster.
Pada saat anak-anak mencapai usia sekolah, mereka sudah mulai membuat banyak keputusan mengenai lingkungan mereka, seperti siapakah yang dijadikan teman dan apakah yang menarik minat mereka.
Penerapan Psikologi Anak

Psikologi anak bukanlah hanya sebatas mengembangkan teori atau pendekatan untuk menjelaskan mengenai tumbuh kembang anak. Psikologi anak merupakan suatu hal yang dipergunakan dalam dunia nyata, Penerapan psikologi anak difokuskan pada penggunaannya untuk membantu anak-anak dan mendukung mereka dalam kehidupan. Psikolog anak sering kali berpraktek di sekolah atau rumah sakit untuk membantu mendukung tumbuh kembang anak. Berikut ini adalah 2 tipe profesi psikolog anak

Psikologi pendidikan bekerja bersama anak-anak yang menemukankesulitan dalam belajar, memahami atau berkomunikasi dengan sesamanya, atau dianggap memiliki kesulitan dalam berperilaku. Psikolog pendidikan biasanya bekerja di dalam lingkungan sekolah dan berinteraksi dengan para guru, keluarga siswa dan pihak admisnitrasi sekolah untuk membantu anak-anak yang memiliki kesulitan dengan masalah tertentu dalam pendidikan.
Psikologi pendidikan sendiri berfokus kepada proses belajar mengajar. Hal yang menjadi focus dari psikologi pendidikan adalah keseluruhan aspek dari proses belajar itu sendiri yang meliputi dua aspek yaitu aspek kgonitif dan aspek perilaku. Dengan mempelajari kedua aspek ini, prara peneliti dapat memahami perbedaan individual dalam kepandaian, perkembangan kognitif, pengaruh, motivasi, kendali diri dan konsep tentang diri sendiri maupun peranan faktor-faktor di atas dalam belajar.
Dalam prosesnya, psikologi pendidikan mengandalkan pada metode kuantitatif yang termasuk pengujian dan pengukuran untuk meningkatkan aktivitas belajar mengajar dan berhubungan dengan desain instruksional, manajemen ruang kelas dan penilaian yang kesemuanya berguna untuk memfasilitasi proses belajar mengajar dalam berbagai institusi pendidikan untuk segala usia.
Profesi psikologi pendidikan sendiri telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam 20 tahun terakhir ini. Psikologi pendidikan sendiri terbentuk sebagai bagian dari ilmu psikologi dan berhubungan erat dengan ilmu biologi dan kedokteran. Selain itu psikologi pendidikan juga dipengaruhi oleh ilmu syaraf. Berdasarkan pada penerapan ilmu-ilmu tersebut, psikologi pendidikan lalu dimanfaatkan untuk berbagai macam penggunaan dalam dunia pendidikan seperti desain instruksional, pengembangan kurikulum, pendidikan khusus, manajemen ruang kelas dan motivasi siswa. Psikologi pendidikan saling terkait dan berkontribusi kepada ilmu kognitif dan ilmu mengajar. Biasanya di universitas, departemen psikologi pendidikan bernaung di bawah fakultas pendidikan.
Psikologi pendidikan juga melibatkan pembelajaran tentang ingatan, konsep proses dan perbedaan individual melalui psikologi kognitif dalam mengkonsepkan strategi baru untuk proses belajar dan mengajar bagi manusia. Psikologi pendidikan pada dasarnya dibangun denga berdasarkan pada beberapa teori mendasar yaitu, pengkondisian operator, fungsionalisme, strukturalisme, konstuktifism, psikologi humanis, psikologi Gestalt dan pemrosesan informasi.
2. Psikologi Klinis
Dalam kondisi ini, psikolog klinis mempelajari, mengamati dan membantu berbagai macam masalah seperti masalah biologis, psikologis dan social yang dialamai oleh anak-anak dalam kehidupan mereka. Untuk melakukan hal ini, seorang psikolog mungkin harus melakukan berbagai macam pengamatan secara individu untuk menemukan apa yang menjadi kesulitan bagi mereka. Selanjutnya sang psikolog akan terlibat secara aktif untuk mendukung sang anak dalam menangani kesulitan yang dihadapi atau membuat sebuah program pencegahan untuk mencegah penderitaan sang anak.
Psikologis klinis biasanya juga berkonsultasi dengan professional lainnya untuk mendapatkan sebuh struktur pendukung yang menyeluruh bagi seorang anak. Dengan memahami bagaimanakah anak-anak pada usia tertentu melakukan suatu tugas, psikolog klinis dapat mengidentifikasi gangguan pada perkembangan seorang anak sedini mungkin dan lalu memberikan dukungan yang semestinya.
Walaupun memiliki perbedaan namun pada dasarnya kedua profesi dalam psikologi anak ini juga memiliki persamaan. Persamaan dari kedua profesi ini adalah, baik psikolog pendidikan maupun psikolog klinis sering kali menggunakan diagnosis untuk mengidentifikasi anak yang memiliki suatu gangguan dalam prkembangan mereka, seperti misalnya austisme atau ADHD (Attention deficit hyperactive disorder) atau bahkan untuk mengamati perkembangan anak yang mengalami penderitaan sebelumnya, baik itu fisik ataupun secara mental.
Psikologi anak sebagai bagian dari ilmu psikologi, khususnya psikologi perkembangan dan merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tumbuh kembang pada anak. Fokus dari psikologi anak terutama adalah pada bagaimana tumbuh kembang anak pada masa-masa awal kehidupannya. Psikologi anak mencoba untuk menjabarkan dan menjelaskan mengenai semua aspek dari tumbuh kembang anak. Hal ini termasuk perubahan dalam kemampuan kognitif anak-anak, perkembangan sosial dan perkembangan fisik. Termasuk di dalam hal ini adalah memahami dan memberikan dukungan terhadap anak-anak yang mendapatkan hambatan dan rintangan yang menyebabkan mereka mengalami keterlambatan dalam proses tumbuh kembang mereka.
Ada dua teori yang dominan mengenai tumbuh kembang anak yang telah dikemukakan oleh pakar psikologi. Teori-teori ini menawarkan sudut pandang yang berbeda, dengan fokus yang berbeda terhadap tumbuh kembang. Teori pertama lebih menekankan pada tumbuh kembang anak sebagai individu yang dikemukan oleh Piaget, sementara teori lainnya lebih menekankan pada tumbuh kembang anak sebagai produk dari pengaruh lingkungan social dan budaya yang lebih luas, merupakan teori yang disampaikan oleh Vygotsky.
Teori-teori ini mencoba untuk menjawab  sejumlah pertanyaan penting tentang psikologi, termasuk di antaranya adalah bagimana peranan konteks social dan cultural terhadap tumbuh ke,bang anak dan bagaimana tumbuh kembang anak merupakan hasil yang dipengaruhi oleh sang anak sendiri.
Pada akhirnya, ini akan mempengaruhi bagaimana penerapan psikologi anak dalam dunia nyata, seperti dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia klinis.

Sumber : https://dosenpsikologi.com/psikologi-anak

Psikologi Lingkungan

Psikologi Lingkungan – Teori – Kontribusi

Hasil gambar untuk artikel psikologi lingkungan

Pada hakikatnya manusia dan lingkungan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Manusia telah mengambil banyak manfaat dari lingkungan seperti tempat tinggal yang nyaman, tempat bekerja, tempat berekreasi dan lain-lain. Keseimbangan antara keduanya sangat penting untuk dijaga. Bagaimana keseimbangan antara keduanya dijaga, itulah salah satu kontribusi psikologi lingkungan.

Para ahli memiliki pandangannya masing-masing terhadap psikologi lingkungan. Emery dan Tryst (dalam Soesilo, 1989) mengemukakan bahwa hubungan antar manusia dengan lingkungannya merupakan suatu jalinan transactional interdependency atau terjadi ketergantungan satu sama lain. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Guilford, yaitu manusia mempengaruhi lingkungannya. Untuk selanjutnya lingkungan akan mempengaruhi manusia, demikian pula sebaliknya.Psikologi Lingkungan adalah cabang ilmu psikologi yang berkaitan dengan lingkungan fisik, ilmu ini merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang tergolong masih muda. Teori-teori dalam psikologi lingkungan dipengaruhi oleh tradisi teori besar yang berkembang dalam disiplin psikologi maupun di luar psikologi.

Veitch dan Arkkelin (1995) mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan, yang memfokuskan interrelasi anatar perilaku dan pengalaman manusia sabagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial.
Psikologi lingkungan sebagai salah satu cabang ilmu dari psikologi yang mempunyai hal berbeda dengan cabang ilmu psikologi lainnya. Karakteristik Psikologi Lingkungan adalah sebagi berikut :
  • Dalam membahas hubungan manusia dengan lingkungan harus dilihat sebagai satu kesatuan. Hal ini dimaksudkan bahwa disiplin ilmu psikologi lainnya sering kali memisahkan antara stimulus, manusia dan respon atau tingkah lakunya.
  • Psikologi lingkungan mempelajari hubungan interelasi antara tingkahlaku manusia dengan lingkungan. Dalam hal ini terjadi hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.
  • Psikologi lingkungan merupakan kajian yang bersifat interdisiplin.Dalam hal ini menganalisis interelasi antara tingkah laku manusia dan lingkungan, tidak dapat dikaji dari satu disiplin ilmu.
  • Psikologi lingkungan ada pula yang khas, yaitu metode pemetaan tingkah laku.

Teori-Teori yang Terdapat Pada Psikologi Lingkungan

Teori yang berorientasi lingkungan dalam Psikologi lebih banyak dikaji oleh para pengamat prilaku. Perilaku terbentuk karena pengaruh umpan balik dan pengaruh modeling. Sebagai contoh  bahwa manusia sebagai blackbox yaitu kotak hitam yang siap dibentuk menjadi apa saja.
Psikologi Lingkungan memiliki teori yang berdasar pada lingkungan, contoh aplikasinya adalah geographical determinantyaitu teori yang memandang perilaku manusia lebih ditentukan faktor lingkungan dimana manusia hidup yaitu apakah di pesisir, di pegunungan, ataukah di daratan.
Adanya perbedaan lokasi di mana tinggal dan berkembang akan menghasilkan perilaku yang berbeda. Berdasarkan premis dasar tersebut, muncul beberapa teori mini dalam Psikologi seperti teori beban lingkungan, teori hambatan perilaku, teori level adaptasi, stres lingkungan, dan teori ekologi. Berikut ini akan dipaparkan teori mini tersebut.

A. Teori Beban Lingkungan (Environtment-Load Theory)
Premis dasar teori ini adalah manusia mempunyai kapasitas yang terbatas dalam pemprosesan informasi. Menurut Cohen , ada 4 dasar dari teori ini yaitu:
  • Manusia mempunyai kapasitas terbatas dalam pemprosesan informasi.
  • Ketika stimulus lingkungan melebihi kapasitas proses informasi, proses perhatian tidak akan dilakukan secara optimal.
  • Ketika stimulus sedang berlangsung, dibutuhkan respon adaptif. Artinya, ketepatan stimulus akan dievaluasi melalui proses pemantauan dan keputusannya dibuat atas dasar respon pemecahan masalah. Jika stimulus yang masuk merupakan stimulus yang dapat diprediksi dan dapat dikontrol, stimulus tersebut semakin mempunyai makna untuk diproses lebih lanjut. Tetapi jika stimulus yang masuk merupakan stimulus yang tidak dapat diprediksi atau tidak dapat dikontrol, perhatian kecil atau mungkin pengabaian perhatian akan dilakukan. Akibatnya, pemrosesan informasi tidak akan berlangsung.
  • Jumlah perhatian yang diberikan seseorang tidak konstan sepanjang waktu, tetapi sesuai dengan kebutuhan.
B. Teori Hambatan Prilaku (Behaviour Constraints Theory)
Konsep dasar teori ini adalah stimulasi yang berlebih atau tidak diinginkan, akan mendorong terjadinya hambatan dalam kapasitas dalam proses informasi. Hal ini mengakibatkan orang merasa kehilangan kontrol terhadap situasi yang sedang berlangsung. Perasaan kehilangan kontrol merupakan langkah awal dari teori kendala perilaku. Istilah hambatan berarti terdapat sesuatu dari lingkungan yang membatasi (atau menginterferensi dengan sesuatu), apa yang manjadi harapan.
Hambatan dapat muncul, baik secara aktual dari lingkungan atau pun interpretasi kognitif. Dalam situasi yang diliputi perasaan bahwa ada sesuatu yang menghambat perilaku, orang merasa tidak nyaman. Pengatasan yang dilakukan adalah orang mencoba menegaskan kembali kontrol yang dimiliki dengan cara melakukan antisipasi faktor-faktor lingkungan yang membatasi kebebasan perilaku. Usaha tersebut dikatakan sebagai reaktansi psikologis. Jika usaha tersebut gagal, muncul ketidakberdayaan yang dipelajari atau learned helplessness (Veitch & Arkkelin, 1995).
Teori kendala perilaku ini banyak dikembangkan Altman. Salah satunya adalah bagaimana seseorang memperoleh kontrol melalui privasi agar kebebasan perilaku dapat diperoleh. Dinamika psikologis dari privasi merupakan proses sosial antara privasi, teritorial, dan ruang personal. Privasi yang optimal terjadi ketika privasi yang dibutuhkan sama dengan privasi yang dirasakan. Privasi yang terlalu besar menyebabkan orang merasa terasing, sebaliknya terlalu banyak orang lain yang tidak diharapkan, perasaan kesesakan (crowding) akan muncul sehingga orang merasa privasinya terganggu.
Selanjutnya dijelaskan oleh Altman bahwa privasi pada dasarnya merupakan konsep yang terdiri atas proses 3 dimensi.
  • Pertama, privasi merupakan proses mengontrol batasan-batasan. Artinya, pelanggaran terhadap batasan-batasan ini merupakan pelanggaran terhadap privasi seseorang.
  • Privasi dilakukan dalam upaya memperoleh optimalisasi. Seseorang menyendiri bukan berarti ia ingin menghindarkan diri dari kehadiran orang lain atau keramaian, tetapi lebih merupakan suatu kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu.
  • Privasi merupakan proses multi mekanisme. Artinya, ada banyak cara yang dilakukan orang untuk memperoleh privasi, baik melalui ruang personal, teritorial, komunikasi verbal, dan komunikasi non-verbal.
C. Teori Level Adaptasi (Adaptation Level Theory)
Teori ini pada dasarnya sama dengan teori beban lingkungan. Menurut teori ini, stimulasi level yang rendah maupun level tinggi mempunyai akibat negatif bagi perilaku. Level stimulasi yang optimal adalah yang mampu mencapai perilaku yang optimal pula. Dengan demikian dalam teori ini dikenal perbedaan individu dalam level adaptasi.
Adaptasi dilakukan ketika terjadi suatu disonansi dalam suatu sistem, artinya ketidakseimbangan antara interaksi manusia dengan lingkungan -tuntutan lingkungan yang berlebih atau kebutuhan yang tidak sesuai dengan situasi lingkungan. Dalam hal ini, adaptasi merupakan suatu proses modifikasi kehadiran stimulus yang berkelanjutan. Semakin sering stimulus hadir maka akan terjadi pembiasaan secara fisik yang disebut sebagai habituasi dan terjadi pembiasaan secara psikis yang disebut adaptasi.
Salah satu teori beban lingkungan adalah teori adaptasi stimulasi yang optimal oleh Wohwill menyatakan bahwa ada 3 dimensi hubungan perilaku lingkungan yaitu:
  • Intensitas. Terlalu banyak orang atau terlalu sedikit orang disekeliling kita, akan membuat gangguan psikologis. Terlalu banyak orang menyebabkan perasaan sesak dan terlalu sedikit menyebabkan orang merasa terasing.
  • Keanekaragaman. Kenekaragaman benda atau manusia berakibat terhadap pemrosesan informasi. Terlalu bereneka membuat perasaan overload dan kekurang anekaragaman membuat perasaan monoton.
  • Keterpolaan. Keterpolaan berkaitan dengan kemampuan memprediksi. Jika suatu setting dengan pola yang tidak jelas dan rumit menyebabkan beban dalam pemrosesan informasi sehingga stimulus sulit diprediksi, sedangkan pola-pola yang sangat jelas menyebabkan stimulus mudah diprediksi.
D. Teori Stres Lingkungan (Environtment Stress Theory)
Teori stres lingkungan pada dasarnya merupakan aplikasi teori stres dalam lingkungan. Berdasarkan model input-process-output, maka ada 3 pendekatan dalam stres yaitu stres sebagai stressor, stres sebagai respon dan stres sebagai proses. Oleh karenanya, stres terdiri atas 3 komponen yaitu stressor, proses, dan respon. Stressor merupakan sumber atau stimulus yang mengancam kesejahteraan seseorang, misalnya suara bising, panas, atau kepadatan tinggi.
Respon stres adalah reaksi yang melibatkan komponen emosional, fikiran, fisiologis, dan perilaku. Proses merupakan proses transaksi antara stressor dengan kapasitas diri. Oleh karenanya, istilah stres tidak hanya merujuk pada sumber stres, respon terhadap sumber stres saja, tetapi keterkaitan antara ketiganya. Artinya, ada transaksi antara sumber stres dengan kapasitas diri untuk menentukan reaksi stres.
Jika sumber stres lebih besar daripada kapasitas diri maka stres negatif akan muncul, sebaliknya jika sumber tekanan sama dengan atau kurang sedikit dari kapasitas diri maka stres positif akan muncul. Dalam kaitannya dengan stres lingkungan, ada transaksi antara karakteristik lingkungan dengan karakteristik individu yang menentukan apakah situasi yang menekan tersebut menimbulkan stres atau tidak.Udara panas bagi sebagian orang menurunkan kinerja, tetapi bagi orang lain yang terbiasa tinggal di daerah gurun, udara panas tidak menghambat kinerja.
E. Teori Ekologi (Ecological Theory)
Menurut Hawley adalah perilaku manusia merupakan bagian dari kompleksitas ekosistem, yang mempunyai beberapa pemahaman dasar sebagai berikut:
  • Perilaku manusia terkait dengan konteks lingkungan.
  • Interaksi timbal balik yang menguntungkan antara manusia terhadap lingkungan.
  • Interaksi manusia terhadap lingkungan bersifat dinamis.
  • Interaksi manusia terhadap lingkungan terjadi dalam berbagai level dan tergantung pada fungsi.
Salah satu teori yang didasarkan atas pandangan ekologis adalah teori  perilaku yang dipelopori oleh Robert Barker dan Alan Wicker. Makna utama teori ini adalah organism environment fit model yaitu kesesuaian antara rancangan lingkungan dengan perilaku yang difasilitasi oleh lingkungan tersebut. Oleh karenanya, kemungkinan adanya pola-pola perilaku yang telah tersusun atau disebut dengan program yang dikaitkan dengan tempat.
Teori ini kurang memperhatikan proses psikologis dari perbedaan individual dan lebih menekankan uniformitas atau perilaku kolektif. Hubungan antara manusia-lingkungan lebih dijelaskan dari sisi sifat atau karakteriskik sosial seperti kebiasaan, aturan, aktivitas, dan karakterisktik fisik. Dengan mengetahui setting tempat maka dapat diprediksi perilaku aktivitas yang terjadi.

Kontribusi Psikologi Lingkungan Bagi Kehidupan Manusia

Ada banyak hal yang telah dilakukan psikologi lingkungan dalam memberikan kontribusinya terhadap kehidupan manusia, diantaranya adalah:
  • Sebagai solusi dalam pemecahan masalah.
Seperti bagaimana caranya agar masyarakat dapat memanfaatkan air sungai (misalnya untuk keperluan industri) dengan tetap menjaga kebersihan dan debitnya, bagaimana orang dapat tetap merasa sejuk dalam ruangan dengan menggunakan pendingin udara yang hemat energi, dan bagaimana mengurangi pertumbuhan penduduk agar tidak melampaui daya dukung sumber alam.
  • Mempelajari proses manusia dalam hubungannya dengan lingkungan.
Misalnya mengapa orang lebih lebih mudah menghafal peta lingkungannya atau mempunyai peta kognitif di wilayahnya sendiri dari pada di tempat yang asing. Mengapa orang Jakarta tidak merasa sesak tinggal di daerahyang sangat padat, sementara orang dari luar Jawa tidak betah di Jakarta karena merasa sesak.
  • Meningkatkan kesehatan masyarakat.
Seperti menghentikan kebiasaan merokok, mencegah AIDS, mnegurangi kecemasan dan meningkatkan prognosis yang positif setelah pembedahan serta memberikan alternatif psikologi lingkungan terhadap program – program kesehatan yang selama ini hanya mengandalkan pendekatan medis.
  • Membantu dalam membuat desain lingkungan yang nyaman.
Misalnya mengatur perancngan, arsitektur, prasarana, tata kota, peta bumi dll yang disesuaikan dengan psikologi orang – orang yang akan menghuni, bekerja atau memanfaatkan lingkungan tersebut.
Dapat ditarik kesimpulkan bahwa kontribusi psikologi lingkungan adalah sebagai sebuah solusi dalam pemecahan masalah, mempelajari proses kognisi manusia dalam hubungannya dengan lingkungan, meningkatkan kesehatan masyarakat dan membantu dalam menciptakan lingkungan yang nyaman. Sekian artikel kali ini semoga memberikan manfaat positif dan terima kasih.

Sumber : https://dosenpsikologi.com/psikologi-lingkungan

Psikologi Sosial

Psikologi Sosial – Pengertian, Teori, Ruang Lingkup dan Konsepnya

Hasil gambar untuk artikel Psikologi Sosial


Psikologi sosial merupakan keilmuan yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dan kelompok pada lingkungannya yang dipengaruhi dengan perilaku manusia. Dalam kehidupan bersosial, terkadang ada kalanya kita mempunyai hubungan yang tidak baik dengan manusia lainnya, terjadi hal -hal yang mencetuskan pertengkaran, pertikaian, atau perselisihan antar kelompok yang bisa terjadi diantara keluarga, teman, tetangga, dan lainnya.
Kemudian, hal ini yang mendorong perkembangan ilmu psikologi sosial untuk mempelajari hubungan antar manusia dan perilaku yang mempengaruhi hubungan tersebut. Hubungan antar manusia yang dipengaruhi oleh tingkah laku, sikap, dan juga pembuatan keputusan berasa dari psikologi sosial dan bisa melahirkan respon yang bersifat destruktif ataupun konstruktif.

Pengertian Psikologi Sosial

Psikologi sosial terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan sosial. Psikologi diartikan sebuah bidang ilmu pengetahuan yang fokus terhadap perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Kemudian, sosial merupakan segala perilaku yang berhubungan dengan hubungan antar individu. Jadi, pengertian psikologi sosial bisa diartikan juga merupakan bidang keilmuan yang mempelajari tentang perilaku dan mental manusia yang berkaitan dengan hubungan antar individu dalam masyarakat.
Berikut ini merupakan pengertian psikologi sosial menurut para ahlinya :
  1. Hubber Bonner menyatakan psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.
  2. Shaw dan Costanzo menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku individu yang merupakan rangsangan sosial.
  3. Kimbal Young menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan studi tentang proses interaksi individu.
  4. Sherif Bersaudara menyatakan dalam bukunya yang berjudul ‘An Outline of Social Psycology’ yaitu psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mepelajari pengalaman dan tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan situasi situasi perangsang sosial.
  5. Gordon W. Allport menyatakan bahwa psikologi sosial merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengerti bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku individu dipengaruhi  oleh kenyataan atau kehadiran orang lain.
  6. Joseph E. Mc. Grath menyatakan bahwa psikologi sosial adalah ilmu yang menyelidiki perilaku manusia yang dipengaruhi oleh kehadiran, keyakinan, tindakan, dan lambang dari orang lain.
  7. Secord dan Backman menyatakan bahwa psikologi sosial meruppakan ilmu yang mempelajari individu dan konteks sosial.

Konsep Dasar Psikologi Sosial

Interaksi sosial manusia di masyarakat baik itu antar individu, individu dan kelompok ataupun antar kelompok memiliki respon kejiwaan. Reaksi kejiwaan seperti sikap, emosional, perhatian, kemauan. Kemudian juga motivasi, harga diri dan lain sebagainya tercakup dalam psikologi sosial. Psikologi sosial merupakan ilmu mengenai proses pekembangan mental manusia sebagai makhluk sosial. Dengan demikian, psikologi sosial mempelajari hal hal yang meliputi perilaku manusia dalam konteks sosial.
Kemudian, kondisi dalam berinteraksi sosial dipengaruhi tidak hanya oleh proses kejiwaan namun juga kondisi lingkungan. Faktor lingkungan berlaku seperti norma, nilai, aturan sosial, budaya, cuaca, dan lainnya. Lingkungan tersebut mempengaruhi harga diri, etos kerja, kebanggan, semangat hidup, ataupun kesadaran orang dalam kehidupan sehari – hari. Peranan keluarga, teman sejawat, dan orang orang dalam lingkungan juga mendorong semangat, prestasi, seseorang dalam mencapai keberhasilan. Konsep – konsep dasar psikologi sosial menjadi salah satu bagian dari kajian ilmu sosial sebagai berikut :
  1. Emosi terhadap objek sosial
Emosi dan reaksi emosional dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Ketajaman emosi dan reaksi emosional dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Pengendalian respon emosi sangat penting dalam kehidupan bersosial. Emosi merupakan kajian dari psikologi sosial yang memiliki peranan penting dalam pembentukan perilaku seseorang teradap respon dari stimulus dalam lingkungan sosial. Bahkan, emosi juga sebagai potensi kepribadian yang perlu dilakukan pembinaan psikologis misal bisa melalui pendidikan keagamaan.
  1. Perhatian
Perhatian atau rasa peka terhadap apa yang terjadi dalam lingkungan sosial seseorang juga mempengaruhi cara seorang individu bersikap terhadap hubungan sosialnya.
  1. Minat
Minat atau daya tarik individu terhadap hubungan sosialnya juga berpengaruh terhadap hubungan antar individu dan kelompok berkaitan dengan proses interaksi dan pemberian respon. Minat muncul dari dalam diri individu dan mungkin bisa dipengaruhi oleh subjek subjek dari luar seperti keluarga, budaya, lingkungan.
  1. Kemauan
Kemauan merupakan suatu potensi yang mendorong dalam diri individu untuk memperoleh dan mencapai suatu yang diinginkan. Keinginan yang kuat merupakan modal dasar dari suatu pencapaian. Kemauan menjadi landasan yang kuat untuk melakukan sesuatu untuk berprestasi.
  1. Motivasi
Motivasi sebagai konsep dasar yang timbul dari dalam diri sendiri dan juga bisa didapatkan dari lingkungan atau orang terdekat. Motivasi merupakan kekuatan yang mampu mendorong kemauan untuk mencapai sesuatu. Kemudian motivasi yang keras akan memperkuat perjuangan seorang individu untuk mencapai apa yang diinginkan.
  1. Kecerdasan dalam menanggapi persoalan sosial
Kecerdasan merupakan modal dasar yang ada dalam diri individu masing masing dan berbeda pada setiap individu. Kemudian juga merupakan modal dasar untuk memecahkan permasalahan sosial yang muncul. Potensi kecerdasan yang karakternya bersifat kognitif akan lebih mudah diukur. Sedangkan kecerdasan yang sifatnya afektif lebih sulit diukur dan dievaluasi dengan aspek kecerdasan. Kecerdasan juga sangatlah penting bagi individu untuk menjalani kehidupan dan masalah masalah hidup yang terus terjadi.
  1. Penghayatan
Penghayatan adalah proses kejiwaan yang sifatnya menuntut suasana yang tenang. Proses ini tidak hanya melibatkan sikap merasakan, memperhatikan, menikmati atau lainnya, namun lebih dari itu. Hal -hal yang terjadi dalam proses interaksi sosial, dirasakan serta diikuti dengan tenang sehingga menimbulkan kesan yang mendalam pada diri masing masing individu. Proses penghayatan ini dilakukan dalam kondisi penuh kesadaran. Penghayatan penuh akan lebih sulit dilakukan.
  1. Kesadaran
Kesadaran perlu ada dalam melakukan suatu tindakan, mengambil keputusan dalam interaksi dengan kehidupan sosial. Kesadaran pada individu ditentukan oleh individu itu sendiri setelah melihat apa yang terjadi pada lingkungan sosialnya sebagai respon psikologis yang positif.
  1. Harga diri
Harga diri merupakan konsep yang menciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang bermartabat. Martabat atau harga diri yang terbina dan dipelihara akan menjadi perhitungan bagi pihak individu lain dalam memandang individu. Harga diri yang dijatuhkan akan merusak martabat individu dan dimanfaatkan oleh orang lain untuk hal yang tidak positif.
  1. Sikap mental
Sikap mental merupakan reaksi yang timbul dari diri masing-masing individu jika ada rangsangan yang datang. Reaksi mental bisa bersifat positif, negatif, dan juga netral. Hal tersebut tergantung pada kondisi diri masing masing individu serta bergantung pula pada sifat rangsangan yang datang. Rangsangan yang datang akan direspon oleh individu melalui sikap atau reaksi mental yang bisa dikatakan positi, negatif ataupun netral.
  1. Kepribadian
Kepribadian merupakan gagasan yang dinamika, sikap, dan kebiasaan yang dibina oleh potensi biologis secara psiko-fisiologikal dan secara sosial ditransmisikan melalui budaya, serta dipadukan dengan kemauan, dan tujuan individu berdasarkan keperluan pada lingkungan sosialnya.
Konsep dasar kepribadian menurut Brown bersaudara yaitu sebagai ungkapan denotatif, sedangkan yang dikemukakan oleh Hart dalam pengertian konotatif yang lebih komprehensif. Kepribadian itu bersifat unik yang memadukan potensi internal dengan faktor eksternal berupa lingkungan terbuka. Faktor eksternal seperti lingkungan itu sangat kuat. Faktor lingkungan mampu berperan aktif dalam memberikan pengaruh positif terhadap pembinaan kepribadian. Kepribadian yang kokoh dan kuat diperlukan untuk pembangunan kehidupan yang baik dan mengatasi tantangan tantangan atau persaingan yang semakin berat di lingkungan sosial.

Teori Psikologi Sosial

Berikut ini adalah teori -teori dalam psikologi sosial :
  1. Teori Penguatan (Reinforcement Theory)
Teori penguatan ini berdasarkan pendekatan behaviorisme terdiri dari beberapa teori yaitu :
  • Teori Belajar Sosial dan Imitasi (Theories of Social Learning and Imitation)
Mekanisme imitasinya dibagi menjadi 3, yaitu (1) Same behavior : perilaku yang menyatakan tingkah yang sama antara dua individu terhadap rangsang yang sama. (2) matched-dependent behavior : perilaku meniru orang lain yang dianggap lebih superior. Perilaku pihak kedua akan menyesuaikan perilaku pihak pertama. (3) Copying : perilaku meniru atau dasar isyarat (tingkah laku) dari model yang diberikan, termasuk model di masa lampau.
  • Observational Learning
Dikemukakan oleh Bandura dan Waltens, bahwa tingkah laku tiruan merupakan bentuk asosiasi dari suatu rangsang. Teori ini dapat pula menerangkan timbulnya emosi yang sama dengan emosi pada model. Menurut mereka terdapat tig macam pengaruh tingkah laku model : (1) Modeling effect : peniru melakukan tingkah laku baru sesuai dengan model. (2) Inhibition dan disinhibition: tingkah laku tidak sesuai dengan tingkah laku model akan dihambat dan tingkah laku yang sesuai dengan model akan dihapuskan segala hambatannya. (3) Facilitation effect : perilaku model sudah dipelajari i=oleh penitu kemudian muncul lagi dengan mengamati perilaku model.
  1. Teori Penguatan Sosial (Social Reinforcement Exchange Theories)
Teori ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
  • Teori Tingkah Laku Sosial Dasar (Behavioral Sociological Model of Social Exchange). Dicontohkan oleh Homas pada teori ini bahwa pada hakekatnya sama dengan proses jual beli dimana kedua belah pihak saling memberi harga dan mencari keuntungan.
  • Teori Hasil Interaksi (Theory of Interpersonal Independence). Hubungan dua orang atau lebih dimana saling tergantung untuk mencapai hasil dan memaksimalkan hasil positif bagi tiap peserta interaksi.
  • Teori Fungsional dari Interaksi Otoriter (Equity Theory). Menurut Walster, Berscheid, dan Adams, teori ini membicarakan tentang keadilan dan ketidakadilan dalam hubungan interpersonal. Setiap kontribusi yang diberikan disebut input bersifat negatif contohnya seperti usaha, kerja, dll, dan sesuatu yang diterima disebut outcome bersifat positif afeksi seperti semangat, minat.
  1.  Teori Orientasi Lapangan (Field Theoretical Orientation)
Cara penting pendekatannya menurut Lewin, et al yaitu penggunaan metode konstruktif, pendekatan dinamis, penekanan pada proses psikologis, analisis didasarkan pada situasi secara keseluruhan, Perbedaan antara masalah yang sistematis dan historis, dan representasi matematis dari situasi psikologis.
  1. Teori Peran (Role Theory)
Role atau peran seseorang akan tergantung pada role orang lain dan konteks sosialnya. Biddle dan Thomas membagi peran dalam empat golongan yaitu : (1) orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial. (2) perilaku yang muncul dalam interaksi. (3) kedudukan orang dalam perilaku. (4) kaitan antara orang dan perilaku.
  1. Teori Orientasi Kognitif (Cognitive Theory Orientation)
Teori ini berhubungan dengan proses kognitif yang dibagi menjadi beberapa macam teori lagi :
  • Krech & Crutchfield’s Cognitive Theory
Motivasi bersifat molar, melibatkan kebutuhan dan tujuan. Ketidakstabilan psikologi dapat menyebabkan ketegangan yang mempengaruhi persepsi, kognisi, dan tindakan. Keputusasaan mencapai tujuan atau kegagalan akan muncul dalam berbagai perilaku adaptif maupun maladaptif.
  • Cognitive Consistency Theories
Teori ini berpangkal pada perasaan yang ada pada seseorang (P), terhadap orang lain(X) dan hal lainnya (X).  Terdapat didalamnya prinsip keselarasan mengenai peramalan perubahan sikap dalam situasi tertentu. Teori kognitif menekankan bahwa kondisi kognitif yang tidak konsisten dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengarah pada perilaku agar tercapai kenyamanan itu kembali.
  • Teori Atribusi
Teori ini menjelaskan mengenai bagaimana seseorang menentukan dikap, sifat, atau karakteristik berdasarkan apa yang diketahui mengenai orang tersebut pada situasi dan dengan perilaku tertentu.
  • Theories of Social Comparison, Judgement and Perception
Proses saling mempengaruhi dan perilaku bersaing dalam interaksi sosial menimbulkan kebutuhan untuk menilai diri sendiri dengan membandingkan diri dengan diri orang lain. Ada dua hal yang dibandingkan yaitu pendapat dan kemampuan. Manusia biasa melakukan perbandingan diri misalnya seperti kata – kata atau pendapat mana yang lebih baik, ataupun siapa yang memiliki keunggulan tertentu.

Pendekatan dalam Psikologi Sosial

Berikut ini beberapa pendekatan yang bisa dilakukan dalam psikologi sosial :
Pendekatan Biologis
Psikologi sosial dengan pendekatan biologis diutarakan oleh Mc. Dougall dkk tentang yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya :
  • Naluri manusia yang sudah ada sejak lahir dan tidak dapat dirubah. Adanya dorongan bawaan yang mengarah pada perilaku destruktif meskipun bawaan tersebut bisa diarahkan pada perilaku yang konstruktif.
  • Perbedaan genetik kromosom XYY lebih besar kemungkinan menjadi penjahat, kerusakan otak dan bisa menyebabkan agresivitas pada hewan.
Pendekatan Belajar
Pendekatan Insentif
Pendekatan Kognitif

Ruang Lingkup Psikologi Sosial

Shaw dan Constanzo membagi ruang lingkup psikologi sosial menjadi tiga, yaitu :
  1. Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses pada individu yang dicontohkan seperti studi tentang persepsi, motivasi proses belajar.
  2. Studi tentang proses proses individu bersama, seperti bahasa, sikap, perilaku, dan lainnya.
  3. Studi tentang interaksi dalam kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi, persaingan, kerjasama, dan lainnya.
Seperti yang di jelaskan oleh Ahmadi, 2005, bahwa psikologi sosial menjadi objek studi dari segala gerak gerik atau tingkah laku yang timbul dalam lingkungan sosial. Oleh karena itu masalah pokok yang dipelajari adalah pengaruh sosial terhadap perilaku individu. Masalah yang dikupas dalam psikologi sosial merupakan manusia sebagai anggota masyarakat, seperti hubungan antar individu dalam suatu kelompok. Psikologi sosial meninjau hubungan individu yang satu dengan yang lainnya.

Tujuan Psikologi Sosial

Tujuan psikologi sosial dijabarkan sama seperti disiplin ilmu lainnya. Dimana terdapat tujuan instruksional dalam bentuk tujuan kurikuler atau tujuan pembelajaran. Tujuan kurikuler dalam psikologi sosial, terdapat lima tujuan yang perlu dicapai, yaitu :
  1. Situasi sosial tidak semuanya baik, sehingga peserta didik perlu mendapat pengetahuai tentang psikologi sosial agar tidak terpengaruh, tersugesti, oleh situasi sosial yang tidak baik tersebut.
  2. Peserta didik dibekali pengetahuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial secara sistematis dan menanamkan proses kejiwaan yang berkaitan tentang hubungan kehidupan bersama yang saling mempengaruhi.
  3. Peserta didik dibekali dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan sesama individu dalam masyarakat sehingga memudahkan melakukan pendekatan untuk mewujudkan perubahan kepada tujuan dengan sebaik- baiknya.
  4. Peserta didik dibekali dengan kesadaran akan kehidupan bersosial dan lingkungannya untuk merubah sifat dan perilaku sosialnya lebh baik.
  5. Peserta didik dibekali dengan kemampuan pengembangan pengetahuan dan keilmuan psikologi sosial dalam perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, lingkungan, teknologi, dan keilmuan.
Kelima tujuan diatas merupakan tujuan pengajaran psikologi sosial yang harus dicapai anak didik sebagai hasil pembelajaran kurikulum psikologi sosial.

Manfaat Psikologi Sosial

Hadirnya keilmuan psikologi sosial ditujukan untuk memberikan manfaat terhadap perubahan perilaku manusia dalam kehidupan bersosial. Dan juga meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat. Berikut ini adalah manfaat yang didapat dari mempelajari psikologi sosial dan menerapkannya dalam lingkungan bermasyarakat.
  1. Memberikan gambaran kepada manusia tentang bagaimana menjalin hubungan yang ideal antar sesama manusia sebagai makhluk sosial.
  2. Mencegah terjadinya konflik di antara kehidupan manusia yang disebabkan oleh ego dari setiap individu dalam hubungannya dengan masyarakat.
  3. Memberikan solusi ketika konflik muncul di dalam kelompok masyarakat. Dengan psikologi sosial, manusia bisa memahami karakter suatu masyarakat sehingga mudah untuk menemukan solusi dari konflik yang tengah terjadi dalam masyarakat.
  4. Sebagai pedoman masyarakat dalam mengelola perbedaan antar individu dalam masyarakat. Dan juga menjadikan perbedaan itu sebagai pemerkuat hubungan sosial dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
Implementasi Psikologi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat
Setiap masalah berasal dari ketidakseimbangan yang ditimbulkan antar individu dalam perilaku dan interaksi sosial. Munculnya masalah dan ketidakefektifan penyelesaian berasal dari psikologi seseorang terhadap kehidupan sosialnya yang bisa berdampak positif atau negatif.
Dalam beberapa kasus, psikologi sosial membantu memecahkan masalah dengan perangsang sosial pendidikan, agama, dan lingkungan yang baik. Pada beberapa kasus dengan individu dari lingkungan yang tidak kondusif, memperikan pengertian atau perhatian yang buruk akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa seseorang yang berdampak pada hubungan interaksi sosial yang buruk. Maka dari itu pentingnya psikologi sosial ini dalam hubungan interaksi bermsyarakat mendukung kehidupan harmonis antar individu dan penyelesaian masalah yang saling menguntungkan.
Menurut Arifin, 2004, dalam hal ini yang paling penting adalah penanaman jiwa keagamaan sejak dini. Peranan keagamaan pada diri individu diharapkan dapat menyaring segala sesuatu yang bersifat negati dalam kehidupan bermasyarakat.
Misalnya, kasus pemukulan siswa oleh temannya di sekolah. Situasi tersebut terjadi sebagai akibat dari proses psikologi sosial maladaptif. Individu tersebut mungkin tidak mendapatkan pendidikan atau contoh yang baik dari keluarganya, atau lingkungannya yang berakibat pembentukan kejiwaan yang maladaptif. Kondisi kejiwaan mempengaruhi emosi seseorang dalam situasi tertentu. Inisiatif pemecahan masalah diantara kedua pihak tidak bisa dilakukan karena pertumbuhan kejiwaan yang maladaptif dari lingkungannya.
Kemudian, hasil dari psikologi maladaptif yang dibawa dari keluarga dan lingkungannya kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku individu tersebut pada setiap lingkungan dimana dirinya berada. Psikologi sosial perlu diajarkan dan ditanamkan pada tiap individu agar dapat berinteraksi dengan orang orang di sekitarnya dengan baik, dan hidup dengan nyaman.
Demikian penjabaran tentang psikologi sosial dan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Begitu pentingnya psikologi sosial mempengaruhi kehidupan kita dalam berinteraksi dengan orang lain dan juga menjadi dasar karakteristik perilaku seseorang yang dapat berdampat positi maupun negatif baik bagi individu tersebut maupun kesejahteraan kehidupan bersosialisasi di masyarakat.
Kemudian, psikologi sosial menitikberatkan pada kondisi kejiwaan seseoran yang dipengaruhi oelh berbagai aspek dan dihubungkan dengan hubungan atau iteraksi individu dengan individu lainnya maupuan dengan lingkungannya dalam bermasyarakat. Dengan konsep dasar saling membutuhkan, psikologi sosial membawa perubahan perilaku bagi setiap individu yang menginginkan perubahan hidup menjadi lebih baik.

Sumber : https://dosenpsikologi.com/psikologi-sosial

Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini

Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini – Pengertian dan Ruang Lingkup


Hasil gambar untuk artikel psikologi perkembangan
Perkembangan dan pertumbuhan seorang anak mempunyai beberapa masa penting yang tidak bisa di lewatkan begitu saja. Masa penting dalam perkembangan seorang anak adalah ketika ia masih berusia dini, yaitu ketika lahir hingga usianya mencapai balita.
Ada yang menyebut bahwa masa golden age anak adalah dari usia 0 – 5 th namun ada pula yang menyatakan bahwa masa emas pertumbuhan anak adalah dari usia 0-8 tahun. Usia dini adalah waktunya seorang anak mengalami perkembangan secara kognitif, fisik, sosial dan emosional. Menyaksikan seorang anak mengalami perkembangan motorik, kognitif, emosi, bahasa dan sosial adalah suatu hal yang menakjubkan bagi orangtua atau pengasuhnya.Masa – masa tersebut seringkali disebut sebagai golden age, yaitu masa – masa dimana seorang anak sedang menyerap segala sesuatu yang ada dalam lingkungannya dan yang ada di sekitarnya, dan semua yang diserapnya tersebut akan mempengaruhi perkembangan anak secara mental dan kepribadian.
Tentang Psikologi Perkembangan
Menyaksikan seorang anak mengalami perkembangan yang pesat seringkali membuat para orang tua takjub dan kewalahan, bahkan tidak bisa mengikuti secara detil perkembangan si anak. Studi tentang perkembangan manusia adalah sebuah materi yang kaya dan bervariasi.
Walaupun semua orang memiliki pengalaman sendiri mengenai perkembangannya, namun terkadang sulit untuk benar – benar memahami bagaimana tepatnya manusia tumbuh, berubah dan belajar. Membicarakan psikologi anak usia dini, juga tidak dapat dilepaskan dari kajian tentang kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperlukan dalam psikologi pendidikan yang perlu diketahui orang tua dan guru.
Psikologi perkembangan adalah bagian dari cabang – cabang psikologi berupa suatu kajian yang dilakukan untuk memahami dan menjelaskan bagaimana manusia bertumbuh dan berubah di sepanjang garis hidupnya. Para peneliti menjelajah berbagai macam hal yang dapat mempengaruhi, termasuk bagaimana susunan genetik dapat mempengaruhi perkembangan anak sebagaimana juga pengalaman berperan dalam hal tersebut.
Termasuk ke dalam psikologi perkembangan anak usia dini adalah perkembangan fisik, kognitif, bahasa, moral dan sosio- emosional. Sedangkan psikologi anak membahas tentang tumbuh kembang anak secara lebih spesifik.
Ruang Lingkup Perkembangan Anak Usia Dini
Terdapat beberapa ruang lingkup psikologi perkembangan anak usia dini , diantaranya:

A. Perkembangan Fisik Anak Usia Dini

Seiring dengan pertambahan usia anak, para orang tua biasanya menunggu dengan antusias mengenai perkembangan apa yang akan ditunjukkan anak, seperti misalnya kemampuan untuk duduk, berguling, atau tengkurap dan sebagainya.
Setiap kemajuan yang ditunjukkan anak merupakan bagian dari perkembangan fisik. Proses perkembangan anak biasanya terjadi secara berurutan, maka dari itu biasanya satu langkah kemajuan akan berlangsung lebih dulu sebelum yang lainnya.
Contoh, pada umumnya seorang anak akan belajar merangkak terlebih dulu sebelum ia bisa belajar untuk berjalan. Namun, tingkat pencapaian perkembangan ini akan bervariasi pada setiap anak. Bisa saja beberapa anak dapat lebih dulu berjalan dibandingkan teman – teman seusianya, sedangkan yang lainnya memerlukan waktu lebih banyak untuk bisa berjalan. Ada dua macam tipe perkembangan fisik anak usia dini:

a. Perkembangan Motorik

Sejalan dengan pertumbuhan seorang anak, maka kemampuan motoriknya juga akan bertambah matang. Anak akan menjadi semakin mampu melakukan gerakan – gerakan yang lebih kompleks. Terkadang, tingkat pertumbuhan motorik anak ini akan menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para orang tua.
Biasanya, orang tua khawatir akan apakah sang anak mampu menunjukkan perkembangan sesuai dengan tahapan yang seharusnya dia lalui. Normalnya, hampir semua anak akan mampu berkembang sesuai tahapan yang biasa, kecuali memang ada suatu tanda – tanda yang menunjukkan sebaliknya. Dua tipe perkembangan motorik anak yaitu:
Motorik Kasar
Tipe ini termasuk ke dalam penggunaan otot yang lebih besar yaitu tangan dan kaki. Aktivitas yang memerlukan motorik kasar adalah berjalan, berlari, koordinasi dan keseimbangan. Ketika para ahli mengevaluasi kemampuan motorik kasar, aspek – aspek yang dilihat adalah kekuatan dan intensitas otot, kualitas gerakan, dan rentang pergerakan.
Motorik Halus

b. Pertumbuhan Fisik

Pada anak – anak, perkembangan fisik mengikuti suatu pola tertentu:
  • Otot besar berkembang sebelum otot yang lebih kecil. Otot di bagian pusat tubuh, lengan dan kaki berkembang lebih dulu sebelum otot yang terletak di jari dan tangan. Anak – anak belajar untuk menguasai kegiatan yang menggunakan motorik kasar lebih dulu sebelum dapat menguasai gerakan yang menggunakan fungsi motorik halus.
  • Bagian tengah tubuh berkembang sebelum area lainnya. Otot – otot yang bertempat di bagian tengah tubuh menjadi semakin kuat dan berkembang lebih awal daripada otot – otot yang berada di kaki dan tangan.
  • Perkembangan mulai dari atas ke bawah dan sebaliknya. Inilah sebabnya seorang bayi terlebih dulu belajar untuk mengangkat kepalanya sebelum ia bisa belajar berjalan, karena perkembangan otot pada anak terjadi mulai dari kepala lebih dulu, kemudian ke kaki.

B. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Tahap selanjutnya pada psikologi perkembangan anak usia dini adalah perkembangan kognitifnya. Usia dini bukan hanya waktu untuk perkembangan fisik, tetapi juga waktu untuk anak mengembangkan kemampuan kognitifnya. Termasuk dalam perkembangan kognitif yaitu memori, pemecahan masalah, kemampuan berpikir, dan penalaran yang akan muncul selama masa kanak  – kanak dan berkembang. Ada beberapa tahap perkembangan kognitif anak yaitu:
  • Tahap Sensorimotor
Tahap ini berada pada periode selama usia anak 0-2 tahun, ketika pengetahuan anak tentang dunianya dan lingkungannya masih terbatas melalui penerimaan indera dan geraknya. Tingkah laku anak terbatas pada respons motorik sederhana berdasarkan rangsangan sensoriknya. Misal, gerak refleks, mengembangkan cara dan kebiasaan awal, mereproduksi berbagai kejadian yang menarik minatnya, dan lain – lain.
  • Tahap Pra Operasional
Tahap ini berada pada usia anak 2-6 tahun ketika anak sudah mulai belajar untuk menggunakan bahasa. Saat ini anak belum mengerti tentang logika, belum dapat memanipulasi informasi secara mental dan belum mampu mengambil sudut pandang orang lain tentang suatu masalah.
  • Tahap Konkret Operasional
Suatu tahap saat anak berusia 7 -11 tahun ketika ia sudah mulai mengerti cara berpikir rasional. Anak sudah bisa melakukan tugas seperti menyusun, membagi, melipat, memisahkan, menggabungkan, dan menderetkan. Walaupun sudah mulai dapat berpikir secara logis, namun anak masih mendapatkan kesulitan untuk berpikir secara abstrak.
  • Tahap Formal Operasional
Periode yang berada saat usia anak memasuki 12 tahun hingga dewasa. Anak sudah mulai dapat berpikir secara hipotetis, yaitu menggunakan kemampuan hipotesis secara relevan untuk memecahkan berbagai masalah. Anak juga sudah mampu menampung berbagai hal yang sifatnya abstrak, seperti pelajaran matematika dan lain – lain. Pada tahap ini juga ada kajian tentang psikologi remaja.

C. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Sepertinya tidak ada yang lebih menakjubkan orang tua daripada menyaksikan buah hatinya berkembang dari hanya mampu mengucapkan satu – dua patah kata hingga menjadi kalimat lengkap dalam waktu singkat. Tahap perkembangan bahasa pada anak yaitu:
Tahap Pra Lingual
Tahap ini terjadi ketika anak berusia 0-1 tahun. Pada tahap ini anak berkomunikasi dengan mengoceh kepada orang tuanya atau orang terdekatnya. Anak menerima stimulus dari luar dengan pasif, namun akan dapat menunjukkan respon yang berbeda pada tiap orang. Misal, anak akan tersenyum kepada ayah atau ibunya, tetapi bisa juga menangis ketika didekati orang yang belum ia kenal.
Tahap Lingual
Tahap Diferensiasi

D. Perkembangan Sosio – Emosional Anak Usia Dini

Perkembangan sosial dan emosional anak merupakan tahap yang sangat penting bagi anak. Tahap ini juga bersinggungan dengan kajian psikologi sosial. Perkembangan ini akan dipengaruhi juga oleh kedekatan atau interaksi anak dengan orang tuanya, sehingga menentukan kemandirian anak dan pembentukan karakter anak yang positif kelak. Kecerdasan emosional dalam psikologi penting untuk dipelajari. Bila anak mengembangkan kemampuan sosio emosionalnya dengan baik, ia juga akan memiliki kecerdasan interpersonal dan  yang membuatnya mudah berbaur dalam masyarakat.
Interaksi sosial anak melingkupi keluarga, rumah, sekolah dan masyarakat. Ahli Psikoanalis Erik Erikson yang mengemukakan teori psikososial Erikson berpendapat bahwa dalam setiap tahap kehidupannya, manusia akan selalu mengalami konflik yang berbeda. Lingkungan dan pengalaman akan menentukan apakah seseorang akan mengembangkan karakter yang positif atau negatif sebagai hasil dari pengalamannya terhadap berbagai konflik tersebut.

Perkembangan Moral Anak Usia Dini

Ketika mempelajari psikologi kepribadian atau teori psikologi kepribadian, akan ditemukan bahwa anak – anak dapat berkembang memiliki beragam kepribadian, salah satunya kepribadian ambivert. Semuanya didasari dengan nilai – nilai moral yang mereka pelajari sejak kecil.
Secara moral, anak hanya akan memahami bahwa larangan atau hukuman yang mereka terima disebabkan karena apa yang dilakukannya bisa membuat orang lain atau dirinya sendiri dalam kesulitan. Anak usia dini masih memiliki peraturan sendiri dan tidak paham apa yang dilakukannya itu benar atau salah.
Kebanyakan orang baru bisa mempelajari nilai moral yang sesungguhnya pada usia pertengahan kedewasaan, karena itu mempelajari perilaku yang baik merupakan salah satu bagian dari tugas perkembangan psikologi anak usia dini.
Sangat penting bagi orang tua dan guru untuk memahami perkembangan psikologi anak terutama sejak usia dini, karena pada masa emas ini anak akan mulai sensitif terhadap berbagai rangsangan yang diterimanya dan akan menumbuhkan tingkat kepekaan berbeda sejalan dengan pertumbuhannya.
Ada beberapa tipe kepribadian manusia, yang semuanya dapat dihasilkan dari pembentukan karakter sejak usia dini. Pengaruhnya terhadap kehidupan anak kelak akan sangat besar, dan tidak dapat terulang untuk kedua kalinya. Karena itulah sangat dianjurkan agar orang tua atau guru dapat lebih kritis terhadap setiap tahap perkembangan anak.

Sumber : https://dosenpsikologi.com/psikologi-perkembangan-anak-usia-dini